Kemarahan Jokowi Dinilai Sejalan dengan Kekecewaan Rakyat Terhadap Kerja Para Menteri
Menurut Karyono, kemarahan Presiden Jokowi ini simetris dengan kekecewaan rakyat terhadap kinerja pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai pantas jika Presiden Jokowi kesal dan marah kepada menteri-menterinya karena memang kinerjanya belum memenuhi harapan.
Menurut Karyono, kemarahan Presiden Jokowi ini simetris dengan kekecewaan rakyat terhadap kinerja pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.
Baca: Soal Jokowi Marah, Pengamat: Boleh Jadi Dagelan Politik, Cari Kambing Hitam Demi Tutupi Kelemahan
"Kinerja para pembantu presiden memang terlihat lambat. Padahal Presiden Jokowi ingin bergerak cepat. Maka wajar jika presiden murka sebelum rakyat marah. Jika rakyat marah bisa lebih gawat," kata Karyono kepada Tribunnews, Selasa (30/6/2020).
Karyono lantas menyebut soal kelambatan pengeluaran anggaran kesehatan ini, Presiden Jokowi secara khusus menyoroti kinerja menteri kesehatan Terawan Agus Putranto.
Saat itu, Presiden menyebutkan anggaran di bidang kesehatan baru dicairkan 1,53% dari total anggaran kesehatan sebesar Rp75 triliun.
Ia pun mengatakan, dilihat dari jumlah pengeluaran anggaran yang baru mencapai 1,53% dari Rp75 triliun adalah jumlah yang sangat kecil. Hal ini menimbulkan tanda tanya besar, mengapa pengeluaran anggaran berjalan lambat.
Baca: Ini Pandangan Syarief Hasan Soal Jokowi Marahi Menterinya
Sementara, untuk percepatan penanganan Covid-19 diperlukan langkah cepat dan tepat. Salah satunya adalah realisasi anggaran untuk belanja peralatan, tunjangan tenaga medis dan keperluan lainnya.
"Pertanyaan ini yang harus dijawab. Apa yang menjadi alasan keterlambatan dan apa motivasinya. Mengungkap alasan keterlambatan pengeluaran anggaran kesehatan ini penting karena dampaknya sangat besar," jelas Kartono.
Lebih lanjut, Karyono menyebut salah satu dampak dari kelambatan penyerapan anggaran menyebabkan keterbatasan peralatan medis dan ketersediaan obat yang ujungnya berdampak pada lambatnya penanganan virus corona.
Baca: Jubir Presiden Jelaskan Tujuan Jokowi Blusukan di Tengah Pandemi Covid-19
Salah satu dampaknya, merujuk data dari Worldometers.info menunjukkan, jumlah tes corona di Indonesia termasuk dalam 15 terendah jika dibandingkan dengan negara lain di seluruh dunia.
"Belum lagi, masalah ini menjadi beban sebagian rakyat karena harus menanggung biaya rapid test sendiri," ucap Karyono.
Dampak lainnya, lanjut Karyono, jika terjadi keterlambatan pembayaran tunjangan kepada para dokter dan tenaga medis bisa memicu persoalan besar jika sampai terjadi aksi pemboikotan.
Pasalnya, para dokter dan tenaga medis menjadi garda terdepan dalam penanganan virus corona.
"Mereka adalah para pahlawan yang harus diapresiasi," kata Kartono.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.