Telah Jalani Tes, 99 Pengungsi Rohingya Dinyatakan Negatif Covid-19
Menlu mengungkapkan bahwa 99 pengungsi Rohingya yang masuk ke Indonesia pada tanggal 24 Juni 2020 telah dites Covid-19.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI), Retno Marsudi mengungkapkan bahwa 99 pengungsi Rohingya yang masuk ke Indonesia pada tanggal 24 Juni 2020 telah dites Covid-19.
Para pengungsi seluruhnya dinyatakan sehat dan negatif dari virus corona (Covid-19).
“Kepada mereka telah dilakukan tes covid-19 dan semuanya, Alhamdulillah hasilnya adalah negatif,” ungkap Menlu pada konferensi pers daring dengan media, Selasa (30/6/2020).
Baca: Menteri Retno Angkat Masalah Pengungsi Rohingya dalam Pertemuan Menlu ASEAN - Australia
Disampaikan Menlu, 99 orang tersebut terdiri dari 43 orang dewasa yaitu 30 perempuan 13 laki-laki dan 56 anak-anak dibawah 18 tahun yang masing-masing terdiri dari 43 anak perempuan dan 12 anak laki-laki.
Mayoritas dari mereka telah memiliki kartu UNHCR yang berarti para pengungsi Rohingya tersebut telah resmi berstatus pengungsi dan mendapatkan hak proteksi internasional dibawah UNHCR sebagai lembaga PBB yang mengurusi masalah pengungsi internasional.
Saat ini pengungsi Rohingya tersebut ditampung di bekas kantor imigrasi Lhokseumawe.
“Mulai 1 Juli menurut rencana mereka akan dipindahkan ke lokasi yang lebih layak sarananya yaitu di Balai Latihan Kerja Meunasah Mes Kandang di Muara Dua, Lhokseumawe,” ujar Retno.
Sejak ketibaan mereka pada tanggal 24 Juni, Menteri Retno mengatakan pihaknya terus melakukan koordinasi dengan berbagai unsur dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Baca: Warga Aceh Dipuji Dunia Karena Selamatkan 100 Pengungsi Rohingya yang Terombang-ambing di Laut
Diantaranya berkoordinasi dengan Satgas penanganan pengungsi luar negeri yang ada di pusat, serta pemerintah daerah, TNI, Polri, Basarnas, BPBD dan juga berkoordinasi dengan dinas sosial di Aceh Utara.
Retno mengatakan Kemlu RI juga telah melakukan koordinasi dengan UNHCR dan International Organization for Migration (IOM) melalui berbagai Komunikasi.
Kementerian Luar Negeri telah melakukan pertemuan dengan UNHCR pada tanggal 29 Juni 2020 dan melakukan pertemuan secara virtual dengan IOM juga telah dilakukan pada tanggal 30 Juni 2020.
“UNHCR dan IOM menyampaikan apresiasi pada Indonesia yang untuk sementara menerima para imigran tersebut,” lanjutnya
Menteri Retno juga mengangkat masalah pengungsi Rohingya ini dalam Pertemuan Khusus Para Menlu Se Asean – Australia secara virtual, Selasa (30/6/2020).
Dalam forum tersebut Menlu Retno mengungkapkan Indonesia memutuskan untuk sementara menerima para pengungsi yang datang atas dasar kemanusiaan.
Selain faktor kemanusiaan, Indonesia juga akan mendalami lebih jauh kemungkinan para pengungsi adalah korban penyelundupan dan perdagangan manusia.
Menlu menyampaikan agar negara di kawasan terus meningkatkan kerjasama melawan kejahatan lintas negara, termasuk perdagangan orang dan penyelundupan manusia.
Tanpa kerjasama dengan negara lain, menurutnya akan sulit untuk memerangi kejahatan lintas negara ini.
“Dalam konteks ini kerjasama antara ASEAN dan Australia sangat penting dalam penanggulangan kejahatan lintas negara yang terorganisir,” ujar Retno
Menlu juga kembali menekankan dalam statement di pertemuan tersebut, Indonesia akan terus melakukan upaya untuk mengembalikan para pengungsi ke tempat asalnya yaitu di Rakhine State, Myanmar.
Indonesia juga mendorong agar Myanmar segera menciptakan situasi yang kondusif di Rakhine State.
“Saya menekankan bahwa situasi kondusif di Rakhine state harus segera di ciptakan. Apabila tidak maka penderitaan orang-orang Rohingya akan terus berlanjut,” ujarnya