Soal Kejengkelan Jokowi pada Para Menteri, Fahri Hamzah: Presiden Mulai Frustasi
Fahri Hamzah merasa Jokowi sudah mulai frustasi saat meluapkan kejengkelannya pada para menteri dalam rapat beberapa waktu lalu.
Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) seperti mulai frustasi melihat kinerja para menterinya dalam mengatasi pandemi Covid-19.
Hal tersebut disampaikan dalam acara Mata Najwa yang ditayangkan secara langsung di stasiun televisi TRANS 7, Rabu (1/7/2020) malam.
Fahri Hamzah menanggapi terkait letupan Jokowi yang terjadi dalam momen rapat bersama dengan sejumlah menteri.
Baca: Soal Kemarahan Jokowi, Fahri Hamzah: Saya Ingin Sekali Presiden Ngomong Begini
Jokowi menyampaikan beberapa ungkapan dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, 18 Juni 2020 lalu.
Kemudian momen sidang tersebut diunggah oleh akun YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (28/6/2020).
Fahri Hamzah menilai tidak bisa menganggap sederhana letupan yang disampaikan oleh Jokowi.
Karena pasti ada sesuatu yang lebih penting di balik dari ucapan-ucapan itu.
Bahkan Fahri Hamzah merasa Jokowi seperti sudah mulai frustasi dengan kinerja para menteri dalam Kabinet Indonesia Maju.
Khususnya terkait dengan penanganan dalam pandemi Covid-19 di bidangnya masing-masing.
"Pasti ada sesuatu yang lebih besar yang harus kita temukan di balik letupan," terang Fahri Hamzah.
"Saya menangkap presiden mulai frustasi," lanjutnya.
Dalam menyampaikan kejengkelannya, Jokowi meminta agar para menteri bisa menyamakan perasaan.
Baca: Jokowi Marahi Menterinya, Pengamat: Lagu Lama Kaset Usang
Baca: Jokowi Ancam Reshuffle, Fadli Zon Sarankan Dua Kementerian Ini Jadi Prioritas
Agar bisa menyelesaikan permasalahan terkait pandemi Covid-19 dengan baik.
Dan berbagai lapisan masyarakat tidak terkena dampak yang lebih buruk lagi.
Jokowi menuturkan, diharapkan para menteri dapat menggunakan perasaannya dalam menghadapi suasana krisis Covid-19.
Fahri Hamzah pun menangkap seharusnya para menteri memang harus memiliki perasaan yang sama.
Namun sebelum itu, ada hal lain yang harus disamakan terlebih dahulu antara satu menteri dengan lainnya.
Yakni pemikiran, karena apabila sudah memiliki pola pikir yang sama maka perasaanpun akan mengikuti.
"Jadi kalau Pak Jokowi mengatakan perasaan yang sama, sebenarnya sebelum berperasaan yang sama harus berpikiran yang sama," ungkap Fahri Hamzah.
Meski demikian, Fahri Hamzah berharap Jokowi tidak terus menerus meluapkan kemarahannya.
Ia menganggap kemarahan yang diluapkan oleh Jokowi adalah sebuah kesalahan.
Sebagai seorang presiden, Jokowi seharusnya bisa lebih mempertahankan kewibawaannya.
Di Indonesia diketahui terdapat Staf Kepresidenan yang dikepalai oleh Moeldoko.
Baca: Di ILC, Effendi Gazali Analisis Deretan Peristiwa Pemicu Kemarahan Jokowi: Ada Ultah Presiden
Baca: Jokowi Marah, Dahlan Iskan Soroti Penyerapan Anggaran Kemenkes: Saya Agak Sulit Menganalisa
Fahri Hamzah mengatakan alangkah lebih baik apabila cukup Moeldoko yang marah.
Kemudian nantinya Moeldoko bisa meminta pertanggungjawaban pada para menteri terkait kinerja mereka dalam mengatasi Covid-19 dengan memperlihatkan data.
Sehingga tidak perlu Jokowi harus meluapkan kemarahannya di depan para menteri maupun masyarakat luas.
Karena menurut Fahri Hamzah, wibawa dari seorang presiden bisa hancur apabila terus memperlihatkan kemarahannya.
"Presiden Jokowi kalau marah terus menerus itu salah, kalau terlalu sering marah runtuh wibawanya," jelas Fahri Hamzah.
Dilansir Kompas.com, bahkan Jokowi juga menyampaikan adanya ancaman untuk melakukan reshuffle kepada para menterinya.
Saat membuka rapat, Jokowi langsung menyampaikan kejengkelannya.
Ia merasa para menteri masih bekerja seperti biasa saja di tengah pandemi Covid-19.
Jokowi sendiri meminta agar para menteri menciptakan berbagai kebijakan yang luar biasa.
Baca: Sapa Kapolres Marauke, Jokowi: Kita Harapkan Tidak Ada Lagi Kasus Covid-19 Disana
Baca: Ekonom Sarankan Jokowi Segera Reshuffle Menteri yang Lamban Cairkan Stimulus
Karena pandemi Covid-19 berdampak ke berbagai sektor, satu di antaranya adalah ekonomi.
Pada kesempatan itu, Jokowi juga menyampaikan akan melakukan langkah tertentu demi rakyat dan juga Indonesia.
"Langkah extraordinary ini betul-betul harus kita lakukan, dan saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah pemerintahan," tutur Jokowi dilansir Kompas.com.
"Akan saya buka, langkah apapun yang extraordinary akan saya lakukan untuk 267 juta rakyat kita, untuk negara," imbuhnya.
Jokowi pun menuturkan ada beberapa kemungkinan langkah yang akan ia ambil.
Seperti pembubaran suatu lembaga hingga mengganti jajaran menteri atau reshuffle.
Hal ini akan dilakukan bagi para menteri dan pembantu presiden yang masih belum menciptakan gebrakan dalam menyelesaikan masalah di masa pandemi Covid-19.
"Bisa saja membubarkan lembaga, bisa saja reshuffle, sudah kepikiran ke mana-mana saya," tegas Jokowi dilansir Kompas.com.
(Tribunnews.com/Febia Rosada, Kompas.com/Fitria Chusna Farisa)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.