Bersama Pemuda Pancasila, BNPT Bangun Kesiapsiagaan Nasional Generasi Milenial
Salah satunya dengan mendorong organisasi masyarakat kepemudaan untuk berperan aktif ikut mencegah paham radikal terorisme.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai koordinator utama penanggulangan terorisme memandang perlu untuk mengambil langkah-langkah strategis pemberdayaan masyarakat untuk ikut serta dalam upaya penanggulangan terorisme.
Salah satunya dengan mendorong organisasi masyarakat kepemudaan untuk berperan aktif ikut mencegah paham radikal terorisme.
Kepala BNPT Komjen Pol. Boy Rafli Amar menyampaikan, Pemuda Pancasila merupakan salah satu organisasi kepemudaan di Indonesia yang senantiasa menjadi pelopor dalam melindungi nilai-nilai Pancasila dan senantiasa menjaga keutuhan NKRI sebagai pegangan kehidupan berbangsa.
Dengan keberadaan anggotanya yang tersebar di segala penjuru Indonesia, diharapkan mereka dapat menjadi agen perdamaian yang efektif membendung radikalisme dan terorisme tidak hanya di level individu, lingkungan keluarga, namun juga di kalangan sesama anak muda itu sendiri.
Baca: Komjen Boy: BNPT Aktif Lawan Paham Radikal di Dunia Maya
Untuk itu dalam konteks kesiapsiagaan nasional, Boy menegaskan relevansi mengajak Pemuda Pancasila untuk turut andil berperan dalam upaya pencegahan paham radikal intoleran dan terorisme.
Hal itu disampaikannya saat melakukan pertemuan dengan Ketua Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila Japto Soelistyo Soerjosoemarno dan Wakilnya yaitu Bambang Soesatyo di Kantor BNPT, Jakarta, Jumat (3/7/2020).
“Dalam membangun kesiapsiagaan nasional tentu sangat relevan mengajak Pemuda Pancasila yang merupakan aset bangsa terdiri dari pemuda pemudi bangsa yang bisa menjadi partner BNPT membangun kesipasiaagaan,” kata Boy Rafli.
Menurut Boy, merajut kerukunan dan toleransi menjadi pekerjaan rumah yang bukan perkara mudah di negara.
Generasi muda dituntut untuk mampu mencari jalan keluar dari permasalahan bangsa tersebut dengan bertindak sebagai pemersatu.
Meskipun demikian, Boy menjelaskan bahwa kerentanan penyebaran paham radikalisme dan terorisme di kalangan anak muda cukup tinggi hingga menjadi kekhawatiran tersendiri.
Keresahan ini semakin diperburuk dengan mudahnya penyebarluasan informasi tentang propaganda maupun perekrutan anggota kelompok yang mengatasnamakan agama kini cenderung memanfaatkan dunia maya khususnya media sosial.
“Kita berharap dengan Pemuda Pancasila sama-sama mengingatkan generasi muda. Namanya Pemuda Pancasila, pasti Pancasilais, kadernya jutaan di seluruh Indonesia sampai tingkat terdepan. Ini adalah aset luar biasa bagi Indonesia," ujar Boy.
"Kami harus bergerak di hulu, membangun kekuatan Keindonesiaan berbasis Pancasila kemudian berharap karakter dengan sendirinya akan tumbuh dari level bawah sampai atas dari generasi ke generasi," jelasnya.
Sementara itu, Bambang Soesatyo mengungkapkan bahwa perlu pendekatan khusus jika ingin merangkul generasi milenial.
Terlebih kini rasa kebangsaan anak muda mulai tergerus dan pengamalan Pancasila tidak semaksimal dulu yang menjadi pintu masuk paham-paham radikal terorisme.
“Anak muda ini menggandrungi gadget dan selalu masuk ke ruang media sosial, inilah yg harus kita waspadai. Kita dijejali dengan berbagai informasi yang baik tetapi ada yang buruk sehingga sebagai bangsa budi pekerti dan paham kebangsaan perlu ditekankan lagi agar mereka (generasi muda) melihat bahwa di tengah deras arus informasi yang ada, mereka tetaplah Indonesia yang memiliki nilai-nilai filosofi Pancasila dan punya kesadaran menjaga Kebhinnekaan, saling menghargai dan toleransi yang tinggi,” ungkap pria yang juga menjabat Ketua MPR RI.