Kinerjanya Dianggap Jelek, PKB Minta Jokowi Copot dan Ganti 3 Menteri Non Parpol Ini
Tiga nama menteri Jokowi yang disinggung Maman semuanya merupakan menteri non parpol. Salah satunya Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Maman Imanulhaq angkat bicara soal isu reshuffle yang menguat pascakemarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada jajaran menterinya.
Maman menyinggung tiga nama menteri yang dianggap ya harus di-reshuffle karena kinerjanya dinilai kurang baik.
Tiga nama menteri Jokowi yang disinggung Maman semuanya merupakan menteri non parpol. Salah satunya Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
"Nah kalau pun menteri-menteri yang harus diganti, sebenarnya publik sudah sangat tahu. Ada beberapa menteri yang pantas menjadi kiai malah jadi menteri. Menteri Kesehatan maksudnya," ujar Maman, dalam diskusi Polemik Trijaya 'Menanti Perombakan Kabinet', Sabtu (4/7/2020).
Baca: Jokowi Marahi Jajaran Menteri terkait Buruknya Data hingga Masalah Komunikasi dan Koordinasi
Dia juga menyebut ada menteri yang harus di-reshuffle karena kementeriannya mengajukan anggaran tambahan saat masa pandemi Covid-19, namun programnya sama sekali tidak menyentuh masalah Covid-19.
Secara terang-terangan, Maman mengatakan kementerian tersebut adalah Kementerian Agama.
"Bayangin ada kementerian mengajukan anggaran tambahan di situasi pandemi, kita sisir programnya tidak satupun menyentuh pandemi. Saya sebutin Kementerian Agama. Kementerian Agama itu tidak punya sense of crisis pandemi," kata dia.
Menurutnya kementerian tersebut tak memiliki sense of crisis karena tak memperhatikan nasib kiai, ustaz hingga guru ngaji yang menjadi salah satu kelompok terdampak pandemi.
Maman menceritakan ada beberapa yang melaporkan padanya harus membatalkan hingga 70 pengajian karena pandemi Covid-19.
Padahal dengan memperhatikan para kiai hingga guru ngaji, pemerintah dapat menjadikan mereka sebagai ujung tombak dalam mensosialisasikan bahaya Covid-19.
"Gara-gara kiai tidak dilibatkan, seorang ibu yang pulang dari dapat bantuan Covid-19 sempat saya tanya, 'Bu dapat berapa?' kemudian ibu itu menjawab 'Rp600 ribu Kang Maman dari program covid. Mudah-mudahan tahun depan ada lagi ya kang, dan covidnya tetap sehat sejahtera'. Kan gila banget," jelasnya.
Anggota Komisi VIII DPR RI itu mengatakan menteri yang harus di-reshuffle pada urutan pertama adalah menteri kesehatan, kemudian diikuti Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, serta menteri agama.
"(Yang pertama) Menteri kesehatan. Kalau saya melihat menteri agama lebih di programnya. Kalau yang lebih penting menteri kesehatan menurut saya," kata dia.
"Yang kedua menteri pendidikan. Menteri pendidikan itu harus sangat dibawahi bahwa belajar jarak jauh itu tidak menyelesaikan masalah, malah terjadi lost education," tandasnya.