Komisi IX DPR Kritisi Kalung Antivirus Corona, Minta Dikaji Lagi dengan Libatkan Ahli Virologi Lain
Terkait kalung antivirus Corona, anggota Komisi IX DPR RI minta Kementan untuk lakukan pengkajian lebih dalam dengan libatkan ahli virologi yang lain.
Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: Pravitri Retno W
"Masih ada beberapa lagi dari lembaga penelitian yang mengatakan ini belum tentu ampuh untuk menjadi antivirus Corona," jelas Saleh.
"Karena virus Corona yang menjadi sampling dalam penelitian itu belum tentu bisa merepresentasikan virus yang ada di Indonesia saat ini," imbuhnya.
Penjelasan Pihak Kementerian Pertanian soal Kalung Antivirus Corona
Kepala Balai Besar Penelitian Veteriner Kementan, Indi Dharmayanti, menyampaikan penjelasan terkait rencana produksi massal dari kalung antivirus.
Sebelumnya, Indi menuturkan Menteri Pertanian melalui Kepala Badan Litbang Kementan memberikan tantangan baru pada para peneliti.
Mereka diminta untuk menemukan bahan-bahan di Indonesia yang bisa mengurangi paparan Covid-19.
Khususnya dalam tanaman herbal yang memang sudah ada sebelumnnya.
"Bapak Menteri Pertanian melalui Kepala Badan Litbang Pertanian memberikan tantangan kepada para peneliti."
"Untuk menemukan bahan-bahan di sekitar kita berupa tanaman herbal yang dapat mengurangi paparan virus Covid di Indonesia," ungkap Indi.
Baca: Apa Itu Kalung Antivirus Corona? Berikut Penjelasan Kementerian Pertanian
Baca: Kementan Luncurkan Kalung Antivirus Corona, Menko PMK: Perlu Ada Kajian yang Lebih Mendalam
Setelah mendapatkan arahan, para peneliti mulai bertindak dengan studi berbagai bahan literatur hingga melakukan analisis menggunakan metode simulasi komputer atau in silico.
Dalam analisisnya, para peneliti disebutkan menggunakan metode molecular docking.
Tak sampai di situ, Indi menyebutkan peneliti juga melakukan uji antivirus pada beberapa tanaman herbal.
Tanaman herbal itu diindikasi memiliki potensi bisa mengurangi paparan virus Covid-19.
"Maka para peneliti mulai melakukan studi literatur sampai melakukan in silico secara molecular docking," terang Indi.