Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Komisi IX DPR Kritisi Kalung Antivirus Corona, Minta Dikaji Lagi dengan Libatkan Ahli Virologi Lain

Terkait kalung antivirus Corona, anggota Komisi IX DPR RI minta Kementan untuk lakukan pengkajian lebih dalam dengan libatkan ahli virologi yang lain.

Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Komisi IX DPR Kritisi Kalung Antivirus Corona, Minta Dikaji Lagi dengan Libatkan Ahli Virologi Lain
Humas Kementan
Kementerian Pertanian (Kementan) melaunching inovasi antivirus berbasis eucalyptus di ruang utama Agriculture War Room (AWR), Jakarta, Jumat, (8/5/2020) - Terkait kalung antivirus Corona, Anggota Komisi IX DPR RI minta Kementan untuk lakukan pengkajian lebih dalam dengan libatkan ahli virologi yang lain. 

"Sampai melakukan uji antivirus dari beberapa tanaman herbal yang diperkiran mempunyai potensi antivirus," lanjutnya.

Dari beberapa sampel yang diuji, ada satu tanaman herbal yang memiliki hasil terbaik.

Indi menyebutkan, tanaman herbal tersebut adalah eukaliptus.

Baca: Kalung Anticorona Disebut Sebagai Antivirus Covid-19, Pakai Bahan Dasar Eucalyptus, Ini Manfaatnya

Baca: Dikenakan Menteri Syahrul Yasin Limpo, Kalung Antivirus Corona Bikin Heboh, Ini Fakta-faktanya

Eukaliptus dalam penelitian memiliki potensi antivirus terbaik dibanding dengan tanaman herbal yang lain.

"Dari beberapa hasil yang sudah dilakukan eukaliptus adalah salah satu tanaman yang mempunyai potensi antivirus terbaik di antara tanaman herbal yang sudah kita uji," ujar Indi.

Meski demikian, Indi menyampaikan penelitian hingga kini masih terus dilakukan.

Saat ini penelitian lanjutan akan menguji klinis terkait tanaman herbal eukaliptus.

Berita Rekomendasi

Indi mengatakan, dalam penelitian lanjutan pihak Kementan akan melakukan kerja sama dengan pihak lain.

Diharapkan uji klinis bisa segera dilakukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal terkait penelitian ini.

Sehingga kemudian produk yang berasal dari tanaman herbal eukaliptus itu bisa dibuat massal.

"Penelitian ini masih on going, masih kita lakukan penelitian lanjutan termasuk dalam uji klinis," ucap Indi.

"Uji klinis ini sedang kita upayakan bekerja sama dengan pihak lain, kita harapkan segera dilakukan uji klinis untuk dapat meningkatkan produk ini," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Febia Rosada)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas