Polemik Kalung Antivirus Corona: Kata Sherina Munaf, Tanggapan Menkes hingga Respons Kementan
Rencana Kementerian Pertanian (Kementan) yang akan memproduksi massal kalung aromaterapi berbahan dasar ecucalyptus menuai polemik.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Garudea Prabawati
"Penting, jangan sampai kalau itu belum teruji secara klinis, belum teruji secara ilmiah, jangan segera disebarluaskan, didiseminasikan," ujar Muhadjir, seperti dikutip dari Kompas.com.
"Karena kalau sampai tidak cocok dengan apa yang diperkirakan, itu bisa memiliki dampak yang tidak baik," imbuhnya.
Muhadjir menyebut, pihaknya mendukung setiap upaya yang dilakukan berbagai pihak guna mengatasi pandemi Covid-19.
Upaya itu mulai dari penelitian antivirus hingga penemuan vitamin, obat, dan ramuan herbal yang diyakini dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Selain itu, berbagai jenis peralatan yang diklaim dapat membunuh virus corona.
Baca: Kementan: Kita Tidak Overclaim, tapi Secara Laboratorium Kalung Ini Berpotensi Membunuh Virus Corona
"(Namun, sebelum) itu perlu ada kajian yang mendalam, bisa dipertanggungjawabkan secara akademik, secara ilmiah."
"Itu kan tidak bisa serta merta. Ada masa uji coba, masa evaluasi, bagaimana respons, dan itu harus teliti secara cermat," jelas Muhadjir.
Tanggapan Menkes
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengaku, belum mengetahui detail soal kalung tersebut.
"Mengenai kalung dan sebagainya saya malah belum terlalu mempelajari isinya apa," kata Terawan seperti dilansir Kompas.com.
Terawan mengatakan, jika kalung tersebut dapat memperkuat kondisi psikologi dan mental masyarakat yang mempercayainya, maka hal itu tidak menjadi masalah.
Baca: Soal Kalung Antivirus Corona, Komisi IV DPR Minta Kementan Fokus ke Peningkatan Kesejahteraan Petani
Menurut dia, dalam menghadapi Covid-19 kesehatan tubuh saja tidaklah cukup.
Tetapi, mental dan kesehatan jiwa juga harus kuat dan sehat.
"Yang penting adalah kalau itu (kalung) bisa membuat secara psikologis dan mentality itu percaya dan yakin, ya imunnya naik menghadapi situasi Covid ini."