Gempa 7 Juli Pertanda Gempa Besar akan Terjadi? BMKG: Sulit Diprediksi, Tetap Patut Kita Waspadai
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, mengaku sulit memprediksi apakah rentetan gempa 7 Juli pertanda akan terjadi gempa besar.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, mengakui sulit memprediksi apakah rentetan gempa pada Selasa, 7 Juli 2020, kemarin pertanda akan terjadi gempa besar.
Namun, Rahmat tetap memberikan catatan penting untuk masyarakat mewaspadai kemungkinan tersebut.
"Hal ini sulit diprediksi, tetapi dengan adanya rentetan aktivitas gempa ini tentu patut kita waspadai."
"Karena dalam ilmu gempa atau seismologi, khususnya pada teori tipe gempa itu ada tipe gempa besar yang kejadiannya diawali dengan gempa pendahuluan atau gempa pembuka," ucap Rahmat seperti keterangan tertulis yang diterima Tribunnews, Rabu (8/7/2020).
Rahmat juga menuturkan, setiap gempa besar hampir dipastikan didahului dengan rentetan aktivitas gempa pembuka.
Tetapi rentetan gempa yang terjadi di suatu wilayah juga belum tentu berakhir dengan munculnya gempa besar.
"Inilah karakteristik ilmu gempa yang memiliki ketidakpastian (uncertainty) yang tinggi yang penting juga untuk kita pahami," tegasnya.
Baca: Jepara dan Palu Diguncang Gempa Magnitudo 6,1 SR & 4 SR Selasa 7 Juli 2020, Tidak Berpotensi Tsunami
Diketahui sebelumnya, BMKG mencatat setidaknya pada Selasa kemarin, terjadi empat kali gempa bumi di sejumlah wilayah Indonesia.
Gempa pertama terjadi di utara Jepara berkekuatan M 6.1 yang terjadi pagi pukul 05.54 WIB, kemudian dilanjutkan dengan gempa Selatan Banten M 5.1 pukul 11.44 WIB.
Pada pukul 12.17 WIB kembali terjadi gempa di Selatan Garut M 5.0 dan disusul gempa Selatan Selat Sunda M 5.2 pada 13.16 WIB.
Rahmat Triyono menegaskan gempa yang terjadi secara beruntun pada Selasa kemarin tidak memiliki kaitan dengan gempa yang terjadi sebelumnya.
Ini dikarenakan sumber gempa yang berbeda, kedalaman yang berbeda, dan juga berbeda mekanismenya.
Rahmat mengatakan gempa yang terjadi merupakan manifestasi pelepasan medan tegangan pada sumber gempa masing-masing
"Masing-masing sumber gempa mengalami akumulasi medan tegangan sendiri-sendiri, mencapai stress maksimum sendiri-sendiri, hingga selanjutnya mengalami rilis energi sebagai gempa juga sendiri sendiri."
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.