Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kematian Predator Seks Asal Perancis Disoroti: Soal Restitusi Korban Hingga Sindikat Internasional

Menyikapi kasus tersebut, psikolog Reza Indragiri Amriel mengatakan upaya bunuh diri di kalangan pelaku memang tinggi

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Kematian Predator Seks Asal Perancis Disoroti: Soal Restitusi Korban Hingga Sindikat Internasional
Tribunnews/Herudin
Tersangka warga negara Prancis, Francois Abello Camille (FAC) ditunjukkan saat rilis di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (9/7/2020). Francois Abello Camille ditangkap Subdit 5 Renakta Dit Reskrimum Polda Metro Jaya karena diduga mencabuli sebanyak 305 anak di bawah umur sejak Desember 2019 hingga Juni 2020. Tribunnews/Herudin 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Francois Abello Camille alias Frans, seorang warga negara Perancis terlibat kasus kekerasan seksual atau pencabulan anak di bawah umur dengan jumlah mencapai 305 anak.

Namun dia dikabarkan bunuh diri saat berada di dalam tahanan Polda Metro Jaya.

Baca: WNI Predator Seks Tewas Sebelum Mendapatkan Hukuman, Ahli Minta Penanganan Kasus Tak Boleh Berhenti

Menyikapi kasus tersebut, psikolog Reza Indragiri Amriel mengatakan upaya bunuh diri di kalangan pelaku memang tinggi.

"Ini memberikan pemahaman bahwa aparat penegak hukum perlu memperlakukan pelaku kejahatan serupa dengan pendekatan khusus. Awas, jangan sampai pelaku lainnya --termasuk pelaku WNA-- melakukan aksi fatal serupa," katanya dalam keterangan yang diterima, Senin (13/7/2020).

Selain itu, kata Reza Indragiri, korban eksploitasi berhak memperoleh perlindungan khusus dari negara dan restitusi (ganti rugi) dari pelaku.

Jika pelaku tidak mampu, lanjutnya, misalnya karena meninggal dunia, sejumlah negara memberlakukan kompensasi.

"Kewajiban membayar ganti rugi dialihkan kepada negara. Ini merupakan bentuk sanksi atas kegagalan negara melindungi warganya, anak-anak, dalam hal ini," katanya.

BERITA REKOMENDASI

Reza Indragiri mengatakan pelaku eksploitasi seksual terhadap anak bukan sebagai lone wolf,melainkan sebagai bagian dari jaringan pedofilia internasional.

"Maka perlu dipastikan bahwa pelaku bukan dibunuh. Dibunuh oleh sindikat internasional tersebut. Jika mereka menggunakan cryptocurrency sebagai alat transaksi, boleh jadi penelusurannya tidak mudah. Tp semoga kepolisian tetap bisa membongkar lebih jauh pergerakan jaringan jahat internasional tersebut," ucapnya.

Meninggal di Rumah Sakit

Percobaan bunuh diri itu dilakukan pada Kamis (9/7/2020) malam, atau hanya beberapa jam setelah Frans dihadirkan dalam konferensi pers.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menjelaskan, petugas mengetahui upaya bunuh diri yang dilakukan Frans ketika sedang berpatroli.


"Petugas menemukan kondisi leher FAC terikat seutas kabel, tapi tidak tergantung. Dia mencoba menggunakan tubuhnya sebagai beban dengan bersandar di tembok," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Senin (13/7/2020).

Malam itu juga, polisi segera melarikan Frans ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas