Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Data Terbaru, 38 Orang Meninggal dan 40 Hilang Akibat Banjir Bandang di Luwu Utara

Kelompok rentan tersebut terdiri dari 2.530 lansia, 870 balita di antaranya terdapat 124 bayi, serta 137 ibu hamil.

Penulis: Reza Deni
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Data Terbaru, 38 Orang Meninggal dan 40 Hilang Akibat Banjir Bandang di Luwu Utara
Tribun Timur/Chalik Mawardi
Rumah warga tertimbun lumpur pasca banjir bandang menerjang Desa Radda, Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Selasa (14/7/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan data terbaru jumlah korban banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

Adapun data tersebut adalah data hari ini pada pukul 8.00 WITA

"Data terakhir, kami menerima data sebanyak 36 jiwa meninggal dunia; 12 dari Kecamatan Masamba dan 24 dari Kecamatan Baubenta, 40 orang hilang, dan 58 luka-luka," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam konferensi pers di Graha BNPB, Minggu (19/7/2020).

Baca: Lebih dari 3 Ribu Keluarga Mengungsi Pascabanjir Bandang di Luwu Utara

Sementara itu, Radit mengatakan terdapat sebanyak 14.483 jiwa atau 3.627 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak dan mengungsi di 76 titik lokasi pengungsian.

Radit menyebut 76 titik pengungsi tersebar di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Sabbang, Kecamatan Baebunta, dan Kecamatan Masamba.

Radit juga mengatakan terdapat kerugian infrastruktur, di antaranya pasar, bendungan, dan lahan pertanian.

"Dalam saat ini kita sudah mendapatkan data bahwa kelompok rentan telah teridentifikasi, ini memudahkan bagi tim yang melakukan bantuan dalam hal logistik hingga terlaksana dengan baik," katanya.

Berita Rekomendasi

Kelompok rentan tersebut terdiri dari 2.530 lansia, 870 balita di antaranya terdapat 124 bayi, serta 137 ibu hamil.

Radit menambahkan, Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo, dalam kunjungan dua hari lalu ke lokasi, menyebut ada tiga hal yang cukup penting untuk diperhatikan mengapa kejadian banjir bandang Luwu Utara ini terjadi.

"Pertama adalah curah hujan yang vumup tinggi, kedua peralihan fungsi lahan, ketiga memang ada sejarah dalam patahan yang mengakibatkan kondisi formasi di kawasan hulu lemah sehingga menyebabkan dan memudahkan dalam longsor,"

Baca: Ijazah dan SK Penting Milik Bupati Luwu Utara Indah Putri Terendam Banjir, Tetap Prioritaskan Warga

Sejumlah upaya penanganan, dikatakan Radit, sudah dilakukan. Tim gabungan pun telah dibentuk dengan melibatkan semua unsur.

"Bupati Luwu Utara telah menetapkan tanggap daruat selama 30 hari mulai dari 14 Juli, kemudian BNPB BPD Provinsi Sulawesi Selatan berada di lokasi melakukan pendampingan dan melaksanakan tanggap darurat," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas