Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menteri SYL Optimis Bisnis Hortikultura Makin Prospektif di Masa Pandemi Covid-19

Mentan juga mengajak jajarannya untuk menjadikan komoditas hortikultura sebagai solusi pemberdayaan masyarakat yang terdampak PHK.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Menteri SYL Optimis Bisnis Hortikultura Makin Prospektif di Masa Pandemi Covid-19
Istimewa
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo berdialog dengan peserta Rapat  Koordinasi Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura se-Indonesia di Horticulture War Room,  Jakarta, Jumat (17/7/2020). 

Sebagai konsekuensinya, Mentan meminta agar volume impor tahun depan harus lebih kecil dari ekspor. 

Hal ini dikarenakan ruang ekspor terus berkembang sepanjang masa.

“Saya mau ada 1000 titik pengembangab buah, 1000 titik pengembangan sayur. Ini artinya ada 1000 desa, juga berharap ada 1000 petani milenial yang turur berkontribusi mengembangkan hortikultura,” paparnya.

Mentan juga mengajak jajarannya untuk menjadikan komoditas hortikultura sebagai solusi pemberdayaan masyarakat yang terdampak PHK. 

"Gunakan segala potensi yang dimiliki untuk pengembangan hortikultura," tegasnya.

“Misalnya florikultura,  komoditas ini bahkan bisa memiliki prospek pasar ekspor luar negeri. 

"Bisa pinjam di bank melalui fasilitas KUR. Bisnis ini ada untungnya. Istilahnya sekarang itu, kalau tidak mau berubah, lebih baik mundur,” ucap  Mentan menyemangati.

BERITA REKOMENDASI

"Sekarang ini, tanaman obat yang menjadi bagian dari tanggungjawab Ditjenhorti menjadi andalan untuk menjaga kesehatan. Ada banyak deretan tanaman obat seperti jahe dan kunyit yang bisa dijadikan obat Covid-19. Buah-buahan juga banyak lagi jenisnya.

“Lemon dikasih madu, untuk jaga vitalitas tubuh. Saya bahkan minum setiap hari. Lihat ini semua, negara membutuhkan kalian,” jelas Mentan.

Mentan meneruskan bahwa hortikultura menjadi fokus kinerja Presiden Jokowi. Humbang Hasundutan (Humbahas) adalah salah satu lokasi pengembangan super prioritas pertanian (food estate) yang diminta oleh Presiden Jokowi untuk dikembangkan di wilayah Sumatera.  

Setidaknya terdapat 1000 hektare lahan di atas ketinggian 1200 mdpl yang sedang difokuskan untuk pengembangan bawang  putih, kentang industri dan aneka komoditas hortikultura lainnya. 

Pola budidayanya juga menggunakan mekanisasi pertanian modern.

“Satu hektar tanam kentang bisa menghasilkan keuntungan Rp 200 juta. Masa tanamnya juga cepat di sana. Usia 70 hari bisa panen. Lokasi ini adalah program khusus Presiden Jokowi sehingga perawatannya sangat maksimal dan melibatkan seluruh jajaran eselon I,” ujarnya.

Menyambut penjelasan Mentan, Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto juga menyebutkan bahwa dari total lahan 1.000 hektar tersebut sudah ada mitra agroindustri tanah air yang sskaligus diharapkan sebagai offtaker.  

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas