PDIP Akui Utamakan Parpol Pengusung Jokowi dan Aspek Ideologi di Koalisi Pilkada Serentak
Dalam mengusung calon kepala daerah termasuk Gibran dan Bobby, PDIP mengambil keputusan atas dasar pertimbangan ideologis.
Editor: Hasanudin Aco
Dimintai tanggapannya menyangkut hal itu, Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi, Djarot Syaiful Hidayat, menyatakan pihaknya bisa memahami apa yang disampaikan Ketua DPC Kota Tangsel tersebut.
Dijelaskannya, dalam mengusung calon kepala daerah termasuk Gibran dan Bobby, PDIP mengambil keputusan atas dasar pertimbangan ideologis.
Utamanya bagaimana Pancasila dijalankan dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam setiap kaderisasi, kata Djarot, Partai memang selalu mengedepankan pentingnya kesadaran.
Yakni kesadaran ideologi berdasarkan Pancasila; kesadaran politik; kesadaran organisasi; kesadaran untuk menyelesaikan masalah rakyat; dan kesadaran di dalam kehidupan berbangsa yang satu bersama keanekaragaman sebagai rahmat.
"Aspirasi untuk tidak bekerja sama dengan Partai Demokrat dan PKS juga banyak saya terima. Hal tersebut juga positif. Dengan kebersamaan antara Demokrat dan PKS yang berada di luar pemerintahan, sehat bagi demokrasi," ujar Djarot.
Diakui Djarot, yang didorong oleh PDIP adalah kerjasama politik dengan seluruh partai pengusung pemerintahan Jokowi.
Sementara sikap politik PKS dan PD yang selalu tidak jauh beda, justru memberikan peta ke depan bagaimana kedua partai tersebut memang semakin beriringan dalam kerjasama politik yang berbeda dengan arah PDIP, tukas mantan gubernur DKI Jakarta itu.
Djarot memberi kode bahwa kerjasama parpol dalam pilkada merupakan embrio kerjasama Pemilu 2024 yang akan datang.
“PDI Perjuangan sendiri memilih terus mengedepankan semangat gotong royong dan siap bekerja sama dengan parpol pendukung Pemerintah,” ujar Djarot.
Untuk diketahui, di pilkada 2020 di beberapa wilayah, PD dan PKS memang terancam tak memiliki calon kepala daerah. Di Solo, nama yang mencuat adalah Gibran-Teguh, dimana PKS dan PD tak ada sebagai pengusung.
Sementara untuk mengusung calon sendiri, kedua partai itu tak memiliki kursi DPRD yang cukup sesuai syarat di undang-undang.
Di Medan, kedua partai sedang berusaha mengajak petahana yang juga kader PDIP Akhyar Nasution agar berani melawan Bobby Nasution.