Jadwal Puasa Sunah Jelang Idul Adha 2020: Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah, Dilengkapi Niatnya
Inilah jadwal puasa Sunah yang dilaksanakan sebelum Idul Adha 2020, mulai dari puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah, serta bacaan niat puasanya.
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM – Inilah jadwal puasa Sunah yang dilaksanakan sebelum Idul Adha 2020, mulai dari puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah.
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan Idul Adha tahun ini, jatuh pada Jumat, 31 Juli 2020.
Meski demikian, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) masih menunggu hasil sidang isbat (penentuan).
Menag Fachrul Razi mengatakan sidang isbat akan digelar pada 21 Juli mendatang.
"Sidang Itsbat akan digelar 21 Juli 2020,” kata Menag di Jakarta, dikutip Tribunnews.com dari Kemenag.go.id.
Pelaksanaan sidang isbat oleh Kementerian Agama sesuai dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 02 tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah.
Lantas, kapan waktu puasa Sunah menjelang Idul Adha 2020?
Berikut mengenai puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah, dilansir Tribunnews.com dari beberapa sumber:
Penetapan Idul Adha 2020 dari Muhammadiyah berdasar hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
Dalam maklumat yang ditandatangani PP Muhammadiyah, ijtimak jelang Dzulhijjah 1441 H terjadi pada Selasa, 21 Juli 2020 M pukul 00.35.48 WIB.
Ijtimak atau konjungsi geosentris adalah peristiwa Bumi dan Bulan berada di posisi bujur langit yang sama, jika diamati dari Bumi.
Tinggi Bulan pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta ( f= -07°48¢ (LS) dan l= 110°21¢BT ) = +07°54¢32² (hilal sudah wujud).
Saat itu, di seluruh wilayah Indonesia pada saat terbenam Matahari itu Bulan berada di atas ufuk.
Dengan demikian, 1 Dzulhijjah 1441 H jatuh pada Rabu, 22 Juli 2020.
Karena Idul Adha diperingati pada 10 Dzulhijjah, maka pada tahun ini, Idul Adha 1441 H ditetapkan pada Jumat, 31 Juli 2020.
Sementara itu, Hari Arafah (9 Dzulhijjah 1441 H) jatuh pada Kamis, 30 Juli 2020.
Bila merujuk pada kalender yang telah ditetapkan PP Muhammadiyah, berikut kalender bulan Dzulhijjah hingga 13 Dzulhijjah 1441 H:
1 Dzulhijjah = Rabu, 22 Juli 2020
2 Dzulhijjah = Kamis, 23 Juli 2020
3 Dzulhijjah = Jumat, 24 Juli 2020
4 Dzulhijjah = Sabtu, 25 Juli 2020
5 Dzulhijjah = Minggu, 26 Juli 2020
6 Dzulhijjah = Senin, 27 Juli 2020
7 Dzulhijjah = Selasa, 28 Juli 2020
8 Dzulhijjah = Rabu, 29 Juli 2020
9 Dzulhijjah = Kamis, 30 Juli 2020
Baca: Bacaan Niat Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah Jelang Idul Adha, Berikut Keutamaannya
Baca: Jadwal Lengkap Puasa Sunah Idul Adha 2020: Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah & Arafah, Ini Bacaan Niatnya
HARAM PUASA:
10 Dzulhijjah = Jumat, 31 Juli 2020
11 Dzulhijjah = Sabtu, 1 Agustus 2020
12 Dzulhijjah = Minggu, 2 Agustus 2020
13 Dzulhijjah = Senin, 3 Agustus 2020
Puasa Dzulhijjah 1-7 Dzulhijjah = Rabu, 22 Juli 2020 hingga Selasa, 28 Juli 2020
Puasa Tarwiyah 8 Dzulhijah = Rabu, 29 Juli 2020
Puasa Arafah 9 Dzulhijah = Kamis, 30 Juli 2020
Idul Adha 10 Dzulhijjah = Jumat, 31 Juli 2020
Sementara itu, tanggal 1-3 Agustus 2020 adalah hari Tasrik.
Umat Muslim dilarang berpuasa di ketiga hari tersebut.
1. Puasa Dzulhijjah
Puasa Dzulhijjah 1-7 Dzulhijjah dilaksanakan pada Rabu, 22 Juli 2020 hingga Selasa, 28 Juli 2020
Niat Puasa Dzulhijjah
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shouma syahri dzil hijjah sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: "Saya niat puasa sunah bulan Dzulhijjah karena Allah Ta'ala."
Tentang Puasa Tarwiyah
Kalteng.kemenag.go.id, puasa Tarwiyah dianjurkan bagi yang berhaji maupun yang tidak sedang berhaji, bahkan beserta tujuh hari sebelumnya.
Keistimewaan puasa Tarwiyah ini dapat menghapus dosa yang dibuat tahun lalu.
Puasa Tarwiyah merupakan puasa yang dilakukan pada 8 Dzulhijah.
Niat puasa Tarwiyah:
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى
(Nawaitu shouma tarwiyata sunnatan lillahi ta'ala)
Artinya: “Saya niat puasa Tarwiyah, sunnah karena Allah ta’ala.”
Dilansir Kalteng.kemenag.go.id, keutamaan puasa Tarwiyah menghapus dosa setahun, sedangkan puasa hari Arafah menghapus dosa dua tahun.
Dengan berpuasa hari Tarwiyah dan puasa hari Arafah pahala kita akan bertambah, dosa-dosa kita dihapus, dan memperoleh ridho Allah SWT.
Puasa Tarwiyah dianjurkan bagi yang berhaji maupun yang tidak sedang berhaji, bahkan beserta tujuh hari sebelumnya.
Sedangkan puasa Arafah hanya disunahkan bagi yang tidak berhaji.
3. Puasa Arafah
Tentang Puasa Arafah
Dikutip dari Buku Pintar Panduan Lengkap Ibadah Muslimah oleh Ust. Muhammad Syukron Maksum, puasa hari Arafah merupakan puasa yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijah, kecuali bagi jamaah haji.
Sebab, mereka sedang mengerjakan rukun-rukun dan serangkaian amal dalam menunaikan ibadah haji.
Niat puasa arafah:
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
(Nawaitu shouma ‘arofata sunnatan lillaahi ta’aalaa)
Artinya: "Saya niat puasa Arafah, Sunah karena Allah Ta’ala".
Ada banyak keutamaan yang bisa didapat dari puasa Arafah, di antaranya:
- Menebus dosa tahun lalu dan akan datang
Apabila kita penuh dosa, kemudian mendengar kabar akan mendapat ampunan, maka tak ada yang dapat diungkapkan kecuali kebahagiaan dan rasa syukur atas kemurahan Allah SWT.
Kemurahan itu, diberikan bagi umat Islam yang menjalankan puasa di hari Arafah.
Sebagaimana dijelaskan Rasulullah saat ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau bersabda:
“Dapat menebus dosa tahun yang lalu dan yang akan datang”. (HR. Muslim).
- Hari makan dan minum
Dari ‘Uqbah bin Amir bahwa Rasulullah bersabda: “Hari Arafah, hari Qurban dan hari Tasyriq adalah hari raya kita penganut Islam, dan hari-hari itu adalah hari makan dan minum”.
(Diriwayatkan oleh berlima kecuali Ibnu Majah dan dinyatakan sah oleh Turmudzi).
- Khusus untuk yang tak hadir di Arafah
Diterima dari Abu Hurairah berkata: “Rasulullah melarang berpuasa pada hari Arafah”. (Riwayat Ahmad, Abu Daud, Nasai, dan Ibnu Majah)
Imam Turmudzi berkata: “Para ulama memandang Sunah berpuasa pada hari Arafah kecuali bagi orang-orang yang sedang berada di Arafah.”
Dari Ummul Fadhal, katanya: “Mereka merasa bimbang mengenai puasa Nabi di Arafah, lalu saya kirimi susu, maka diminumnya, sedang ketika itu beliau berkhotbah di depan manusia di Arafah.” (HR. Mutafaq alaih)
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Sri Juliati)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.