Mendes: 98 Persen Desa di Indonesia Telah Menyalurkan BLT Dana Desa
"Kemudian bulan ketiga termin pertama sudah 35.857 desa yang tersalur, nilainya Rp2,07 triliun kalau yang bulan kedua Rp4,05 triliun.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Abdul Halim Iskandar mengungkapkan sebanyak 73.178 desa telah menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa kepada keluarga penerima manfaat (KPM).
Jumlah desa yang telah menyalurkan BLT Dana Desa hingga Juli 2020 telah mencapai 98 persen dari jumlah total desa se-Indonesia. Desa di Indonesia berjumlah 74.953.
"Jadi, total bulan pertama sampai bulan keempat sudah Rp10,83 triliun yang tersalur BLT Dana Desa," ujar Abdul Halim dalam konferensi pers secara daring, Selasa (21/7/2020).
Baca: Pulang dari Unjuk Rasa soal Dana Desa, Perangkat Desa di Indramayu Malah Positif Corona
Sementara total KPM BLT Dana Desa berjumlah 7.828.087 KPM, dengan nilai per bulan Rp600.000.
Pada bulan pertama, telah disalurkan sebanyak Rp4,6 triliun untuk tahap pertama, kemudian untuk tahap kedua berjumlah 364.515 desa dengan total 6.757.859 KPM.
"Kemudian bulan ketiga termin pertama sudah 35.857 desa yang tersalur, nilainya Rp2,07 triliun kalau yang bulan kedua Rp4,05 triliun.
"Kita hari ini juga sudah ada yang salur pada bulan keempat, artinya sudah ada yang masuk termin kedua dengan nominal Rp300.000 per bulan per KPM itu sudah 645 desa yang tersalur dengan nilai Rp17,55 miliar," ungkap Abdul Halim.
Baca: Smeru Institute Bahas BLT Dana Desa, PKH dan Program Sembako di Masa Pandemi Covid-19
Berdasarkan data Kemendes, dari sisi pekerjaan penerima manfaat BLT Dana Desa, didominasi oleh keluarga petani yakni sebesar 88 persen. Keluarga petani terbagi di dua jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.
Keluarga petani terdistribusi ada yang buruh tani 1,8 juta yang laki-laki, kemudian petani penggarap atau penyewa 850 ribu, petani gurem 2,1 juta KPM.
Sementara untuk perempuan kepala keluarga (PEKKA) terbanyak ada di keluarga petani. Buruh tani 1,2 juta, petani penggarap 374 ribu, petani gurem 749 ribu.
"Jadi, kalau di kelompok laki laki petani guremnya lebih banyak, tapi kalau di kelompok perempuan lebih banyak buruh tani daripada petani gurem," pungkas Abduk Halim.