Politikus Golkar sebut Pandemi Covid-19 Jadi Momentum Selesaikan RUU Omnibus Law Cipta Kerja
RUU Cipta Kerja yang berfokus pada penciptaan lapangan kerja dan tenaga kerja yang siap berkompetisi
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, TB Ace Hasan Syadzily menilai langkah pemerintah dan DPR untuk membahas dan menyelesaikan RUU Cipta Kerja mendapat momentum yang tepat saat Covid-19 ini.
Hal itu disampaikannya saat menjadi penanggap di rilis survei virtual Cyrus Network bertajuk 'Penilaian Publik Terhadap RUU Cipta Kerja dan Penanganan Dampak Covid-19', Senin (27/7/2020).
"Di tengah ancaman resesi, bahkan beberapa negara sudah mengemukakan terjerumus ke resesi, Indonesia menyiapkan sistem dan perangkat yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas. Momentumnya saya rasa tepat dibahas di tengah masa pandemi ini," kata Ace.
RUU Cipta Kerja yang berfokus pada penciptaan lapangan kerja dan tenaga kerja yang siap berkompetisi, menurut Ace, juga merupakan upaya jangka panjang pula untuk desain besar ekonomi Indonesia.
"Fakta yang kita hadapi saat ini, Indonesia masih mengalami bottlenecking dari aspek ekonomi. Persoalan perizinan yang tumpang tindih, birokrasi yang berbelit-belit, kemudahan usaha yang masih perlu ditingkatkan lagi, hingga pelibatan UMKM yang perlu lebih besar lagi semuanya ada dalam struktur RUU Cipta Kerja," kata politikus Partai Golkar.
Baca: Gelar Bimtek Pendidikan Politik, Golkar Terapkan Protokol Kesehatan Ketat
Baca: Tak Punya Ketua Definitif, Golkar Indramayu Bisa Gagal Usulkan Calon di Pilkada
Selain itu, menurutnya Indonesia juga dihadapkan dengan tantangan harus menyediakan 2 juta lapangan kerja baru tiap tahunnya.
RUU Cipta Kerja harusnya bisa jadi payung hukum yang sangat kuat untuk peningkatan ekonomi dan lapangan kerja yang berkualitas.
Dalam survei Cyrus Network, 61 persen responden menilai RUU Cipta Kerja bisa menjadi solusi untuk perbaikan ekonomi pasca krisis yang diakibatkan pandemi Covid-19.
Adapun tingkat pengetahuan responden terkait RUU Cipta Kerja mencapai angka 20,7 persen dari total seluruh responden.
Tercatat, 80 persen dari responden yang pernah mendengar soal pembahasan RUU Cipta Kerja tersebut, merasa memang perlu ada penciptaan lapangan kerja yang seluas-luasnya oleh pemerintah.
Cyrus Network melaksanakan survei pada tanggal 16-20 Juli 2020 secara tatap muka dan pertama yang digelar secara nasional setelah Indonesia diserang pandemi Covid-19.
Survei ini mencuplik responden sebanyak 1,230 orang dan tersebar secara proporsional di 34 provinsi di Indonesia. Margin of error dari survei ini sebesar kurang lebih 2,85 persen.