Sambutan Megawati di KLB Partai Gerindra Tanda Prabowo Sudah Diterima di Koalisi Pemerintahan
Hendri menilai Prabowo tetap harus mengingat sejarah terkait perjanjian batu tulis yang dilanggar oleh PDIP pada 2014 silam.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan sambutan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Gerindra menandakan Prabowo Subianto sudah diterima sepenuhnya di koalisi pemerintahan.
Lantas apakah ini juga berarti Gerindra-PDIP akan berkoalisi di Pilpres 2024 mendatang?
Kader-kader Gerindra sendiri menginginkan Prabowo kembali maju sebagai capres.
Hendri menilai Prabowo tetap harus mengingat sejarah terkait perjanjian batu tulis yang dilanggar oleh PDIP pada 2014 silam.
Baca: Kehadiran Megawati di KLB Gerindra Dinilai Sebagai Upaya Rekonsiliasi Dua Partai
Dimana PDIP saat itu berjanji akan mendukung Prabowo sebagai capres, namun pada akhirnya malah berpaling kepada Jokowi.
"Dengan Megawati pidato itu artinya memang Prabowo sudah diterima benar-benar di koalisi pemerintahan. Tapi di satu sisi Prabowo jangan lupa bahwa pernah ada perjanjian batu tulis yang dilanggar oleh PDI Perjuangan," ujar Hendri, ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (10/8/2020).
Namun, Hendri melihat Prabowo sepertinya sudah move on dari peristiwa tersebut.
Apalagi jika merujuk pada Pilkada Serentak 9 Desember mendatang, Gerindra banyak berkoalisi dengan PDIP.
"Kan Prabowo juga bilang bahwa 2020 dia banyak berkoalisi dengan PDI Perjuangan. Bangga betul Prabowo bicara seperti itu, jadi memang seolah-olah sudah lupa terhadap perjuangan pendukungnya kemarin. Tapi ya nggak apa-apa. Itu kan artinya move on," kata dia.
Menurutnya hubungan mantan Danjen Kopassus tersebut dengan Megawati saat ini memang terlihat mesra. Akan tetapi, kepastian koalisi akan ditentukan dalam waktu satu hingga dua tahun menjelang Pilpres 2024.
Karena dalam kurun waktu itulah akan muncul calon-calon presiden yang akan benar-benar tampil di panggung politik. Prabowo sendiri bisa saja kembali maju dengan catatan harus memikirkan siapa yang akan memilihnya.
"Bisa saja Prabowo maju, dia kan punya partai, tapi siapa yang mau dikejar untuk memilihnya? Berapa banyak kader dan loyalis Gerindra ketimbang pada saat dia Pilpres 2019 lalu? Tapi lagi-lagi itu hak Prabowo untuk maju bila nanti dicalonkan," ucap Hendri.