Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Pak Min, Pejuang Kemerdekaan yang Menyambung Hidup dengan Berjualan Mainan

Meski sudah memasuki usia senja dengan badan tak seperkasa saat muda, tapi semangat Pak Min tetap membara.

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Kisah Pak Min, Pejuang Kemerdekaan yang Menyambung Hidup dengan Berjualan Mainan
Dokumentasi Ahmad Thoric
Pak Min, seorang pejuang kemerdekaan yang kini berjualan mainan (Dokumentasi Ahmad Thoric). 

Pak Min berprinsip, ia tak mau meminta selama masih mampu untuk bekerja.

Ia juga tak ingin menyusahkan dan merepotkan orang lain termasuk anaknya sendiri.

"Ya ini salah satunya hiburanku, aku bertemu banyak orang baru adalah hiburanku'."

"Badanku masih sehat dan masih kuat aku nggak bakal minta-minta aku tetep pengen gimana caranya usaha sendiri, selama aku masih mampu ya aku pilih bekerja'," kata Thoric menirukan ucapan Pak Min melalui sambungan telepon saat dihubungi Tribunnews.com, Senin (10/8/2020).

"Prinsip hidupnya Pak Min itu, 'jangan meminta-minta tapi gimana caranya kamu malah harus bisa memberi dan mengumpulkan bekal untuk hidupmu di hari tua nanti'," tambahnya.

Meski Pak Min pernah ikut berjuang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, namun ia tak mendapatkan penghargaan atau santunan dari pemerintah.

Sosok Pak Min

BERITA REKOMENDASI

Thoric menceritakan, Pak Min lahir 1933, ayahnya meninggal karena tertembak pasukan Belanda saat berperang.

Akhirnya, saat Pak Min masih muda, ia ikut berperang mewalan penjajah dalam Agresi Militar Belanda II di Donohudan, Boyolali.

"Karena waktu itu beliau masih berusia sekitar 16-17 tahun sama komandan-komandannya itu dibilangin gini 'kamu itu masih kecil, kamu itu pantasnya malah jadi mata-mata, kamu nggak bakal ketangkap sama orang Belanda'," kata Thoric.

Dari situ, Pak Min ditugaskan sebagai mata-mata Indonesia untuk mengawasi gerak-gerik Belanda.

Menurut penuturan Pak Min kepada Thoric, dahulu saat menjajah Indonesia, Belanda juga punya antek-antek yang merupakan orang Indonesia.


Antek-antek tersebut mudah dikenali karena selalu membawa kaca di genggaman tangannya.

"Tugasnya waktu itu, jadi Belanda itu kata beliau juga punya antek-antek orang Indonesia, antek antek itu bawaannya gampang banget."

Baca: Viral Awan Mirip Gelombang Tsunami di Aceh, BMKG Beri Penjelasan, Imbau Warga Tak Lakukan Ini

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas