Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jokowi: Pelebaran Defisit Dilakukan Karena Kebutuhan Belanja Negara Meningkat dan Pendapatan Menurun

Jokowi mengatakan pelebaran defisit dilakukan karena kebutuhan belanja negara untuk penanganan kesehatan dan perekonomian cukup tinggi.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Jokowi: Pelebaran Defisit Dilakukan Karena Kebutuhan Belanja Negara Meningkat dan Pendapatan Menurun
Tribunnews.com/Taufik Ismail
Presiden Joko Widodo 

Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemerintah terus berupaya melakukan penanganan Pandemi Covid-19 agar tidak terlalu berdampak pada semua spek kehidupan masyarakat.

Di antaranya dengan relaksasi defisit APBN di atas tiga persen selama tiga tahun.

"Tahun 2020, APBN telah diubah dengan defisit sebesar 5,07% PDB dan kemudian meningkat lagi menjadi 6,34% PDB," kata Presiden Jokowi dalam pidato RUU APBN Tahun Anggaran 2021 dan Nota Keuangan di Gedung Nusantara DPR RI, Jumat (14/8/2020).

Baca: Jokowi Puji Respon Cepat DPD RI

Presiden Jokowi juga mengatakan pelebaran defisit dilakukan karena kebutuhan belanja negara untuk penanganan kesehatan dan perekonomian cukup tinggi.

Sementara pada saat yang bersamaan penerimaan negara mengalami penurunan.

Menurut Jokowi pandemi Covid-19 telah menjadi bencana kesehatan dan kemanusiaan pada abad ini yang berimbas terhadap semua lini kehidupan manusia.

Baca: Herman Herry Apresiasi Presiden Jokowi Pakai Baju Adat NTT Saat Pidato Kenegaraan

BERITA TERKAIT

"Berawal dari masalah kesehatan, dampak pandemi Covid-19 telah meluas ke masalah sosial, ekonomi, bahkan ke sektor keuangan," katanya.

Tidak hanya Indonesia, banyak negara juga mengambil sejumlah langkah salah satunya stimulus fisikal untuk menahan kontraksi pertumbuhan ekonomi.

Misalnya Jerman mengalokasikan stimulus fiskal sebesar 24,8% dari PDB nya.

Baca: Lompatan Jokowi di Sidang Tahunan MPR 2020, Persis Kata Gibran saat Pidato Politik Perdana

Namun, pertumbuhannya terkontraksi minus 11,7% pada kuartal kedua 2020.

Begitu juga Amerika Serikat yang mengalokasikan 13,6% anggaran dari PDB.

Mamun pertumbuhan ekonominya minus 9,5%.

"Dan China mengalokasikan stimulus 6,2% dari PDB, dan telah kembali tumbuh positif 3,2% di kuartal kedua, namun tumbuh minus 6,8% di kuartal sebelumnya," kata Jokowi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas