Kelanjutan Kasus Ribut di Pesawat Garuda, Sekjen PAN Turun Tangan hingga Amien Rais Disebut Sedih
Keributan di dalam pesawat Garuda Indonesia yang melibatkan putra Amien Rais dan Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango menjadi sorotan.
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Keributan di dalam pesawat Garuda Indonesia yang melibatkan nama Ahmad Mumtaz Rais dan Wakil Ketua KPK, Nawawi Pomolango, menjadi sorotan.
Kepolisian pun melakukan penyelidikan atas kasus tersebut.
Sementara, Sekjen PAN Eddy Soeparno mengaku sedang mencari informasi secara utuh terkait insiden putra Amien Rais dengan Nawawi Pomolango.
Inilah kabar terbaru yang dirangkum Tribunnews.com:
1. Ditegur Pramugari
Tribunnews.com memberitakan, Polda Metro Jaya membenarkan Mumtaz Rais, putra mantan ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais terlibat cekcok dalam penerbangan GS 643 Garuda Indonesia dengan rute Gorontalo menuju Jakarta pada Rabu (12/8/2020) lalu.
Baca: Penyebab Awal Ribut Anak Amien Rais & Wakil Ketua KPK di Pesawat: Pihak Garuda Tegur 3 Kali
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus mengatakan Mumtaz Rais pertama kali terlebih dulu terlibat cekcok dengan pramugari maskapai.
Alasannya, Mumtaz Rais menggunakan ponsel saat pesawat tengah boarding transit mengisi bahan bakar di Makassar.
"Awal mula itu dari pertama orang itu MR ditegur dengan pramugari selama tiga kali," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (14/8/2020).
Alih-alih berhenti menggunakan ponsel, Mumtaz Rais justru terus terlibat cekcok mulut dengan sang pramugari.
Menurut Yusri, tak jauh di sekitar sana, ada Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Nawawi Pomolango, yang membantu menasihati Mumtaz Rais.
Ketika ditegur, Mumtaz Rais justru semakin marah dan terus terlibat cekcok mulut.
Alhasil, lanjut dia, keduanya mengadukan kejadian tersebut ke Pos Pol Bandara Soekarno-Hatta.
"Setelah ditegur oleh pegawai KPK ini, malah dilawan ribut. Kemudian turun dari itu ngadu ke pospol tapi belum ada laporan," tukasnya.
2. Sekjen PAN 'Turun Tangan'
Baca: Dirut Garuda Indonesia Jelaskan Kronologi Cekcok Putra Amien Rais dan Wakil Ketua KPK di Pesawat
Artikel lain Tribunnews.com menuliskan, Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN), Eddy Soeparno, mengaku sedang mencari informasi secara utuh terkait insiden perdebatan atau cekcok Mumtaz Rais dengan Nawawi Pamolango di dalam pesawat Garuda Indonesia.
"Terus terang saya belum mendapatkan laporan, yang saya dapat informasinya sebatas yang ada di media. Berikan kami waktu untuk bisa mendapatkan informasi yang seutuhnya," ujar Eddy di komplek Parlemen, Jakarta, Jumat (14/8/2020).
Menurut Eddy, beberapa waktu lalu, PAN memang ada acara Musyawarah Wilayah di Gorontalo.
Peristiwa kadernya dengan salah satu pimpinan KPK itu terjadi ketika sedang dalam perjalanan pulang ke Jakarta.
"Tapi apapun yang diberitakan media, tentu saya tidak bisa konfirmasi, belum bisa mendapatkan informasi yang utuh," ucap Eddy.
3. Amien Rais Disebut Sedih
Masih dari berita Tribunnews.com, Amien Rais diyakini telah mengetahui kasus yang menimpa putranya, Mumtaz Rais yang dilaporkan Wakil Ketua KPK ke kepolisian akibat insiden di atas pesawat.
Hal itu diungkapkan loyalis Amien Rais, Agung Mozin saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Jumat (14/8/2020).
Mozin menyebut, sebagai orang tua, Amien Rais pasti merasa sedih atas insiden tersebut.
"Pak Amien Rais pasti sudah tahu kasus ini lewat media juga, sebagai orang tua pasti sedih tapi ya gimana, nasi sudah jadi bubur, ditelan saja," kata Mozin.
Penjelasan Garuda Indonesia
Manajemen Garuda Indonesia memberikan tanggapan atas insiden perdebatan antar penumpang di penerbangan Garuda Indonesia nomor penerbangan GA 643 Rute Gorontalo - Makassar - Jakarta pada Rabu (13/8/2020) yang melibatkan Mumtaz Rais Ahmad dan Pamolangi Nawawi.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, menyatakan peristiwa tersebut dipicu oleh salah satu penumpang di kelas bisnis (Mumtaz Rais) yang kedapatan menggunakan handphone ketika pesawat tengah boarding dari Gorontalo dan saat pesawat tengah melakuan refueling sewaktu transit di Makassar.
Menurut Irfan, sesuai aturan keselamatan penerbangan, awak kabin telah menyampaikan reminder kepada yang bersangkutan hingga tiga kali.
Namun, yang bersangkutan tetap tidak mengindahkan pemberitahuan tersebut serta menyampaikan teguran terhadap awak kabin yang bermaksud mengingatkan.
Baca: Putra Amien Rais Ribut dengan Wakil Ketua KPK di Dalam Pesawat Garuda, Berujung Lapor Polisi
Hal tersebut mengakibatkan penumpang lain yang juga duduk di kelas bisnis (Pamolangi Nawawi) turut menegur penumpang bersangkutan sehingga terjadi adu argumen antar penumpang.
Garuda menyatakan, berdasar laporan salah satu penumpang yang terlibat adu argumen, kejadian tersebut saat ini tengah ditangani oleh pihak berwajib.
"Garuda Indonesia juga akan menghormati proses hukum yang berjalan termasuk secara kooperatif akan memberikan informasi lebih lanjut bilamana dibutuhkan," ujar Irfan Setiaputra dalam pernyataan resmi tertulisnya, Kamis (13/8/2020).
Irfan juga menyatakan, Garuda akan memberikan dukungan penuh terhadap awak kabin yang mendapatkan perlakukan tidak menyenangkan, khususnya ketika berupaya menerapkan aturan keselamatan penerbangan terhadap penumpang.
"Garuda Indonesia tidak akan memberikan toleransi terhadap pihak pihak yang kedapatan dengan sengaja melanggar aturan keselamatan penerbangan," sebutnya.
"Kami juga turut menyampaikan apresiasi kepada penumpang yang senantiasa mendukung penegakan aturan keselamatan penerbangan. Kami meyakini komitmen penerapan safety pada operasional penerbangan dapat berjalan dengan optimal dengan adanya dukungan dan peran serta seluruh penumpang dalam mematuhi aturan keselamatan penerbangan yang berlaku," ungkap Irfan.
Laporan Lisan Nawawi
Kapolresta Bandara Soetta, Kombes Adi Nugroho membenarkan mengenai insiden tersebut. Ia menjelaskan, sesampainya di Terminal 3 Bandara Soetta, Nawawi melaporkan secara lisan ke petugas soal adanya keributan itu.
"Beliau datangi pospol dan melaporkan soal kejadian ini," ujar Adi kepada Warta Kota, Kamis (13/8/2020).
Kapolres menyebut akan mendalami kasus tersebut. Dan memeriksa keterangan dengan sejumlah pihak terkait.
"Kami akan meminta kerja sama pihak Garuda Indonesia untuk menghadirkan cabin crew yang bertugas dalam penerbangan itu," ucapnya.
Menurutnya, keterangan saksi - saksi sangat diperlukan. Bilamana kasus tersebut dilanjutkan ke ranah hukum.
"Kita coba lihat kedepan nanti. Kalau ada perkembangan langsung dikabari," kata Adi.
(Tribunnews.com/Chrysnha, Igman Ibrahim, Chaerul Umam, Seno Tri, Yulis)(WartaKota)/Andika)