Bambang Brodjonegoro Ikut Sibuk Perangi Corona (2): Siap Jadi Relawan Uji Klinis Vaksin Merah Putih
Lembaga Eijkman sedang melakukan cloning dari protein yang nanti dibutuhkan untuk bibit vaksinnya.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Dewi Agustina
![Bambang Brodjonegoro Ikut Sibuk Perangi Corona (2): Siap Jadi Relawan Uji Klinis Vaksin Merah Putih](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/wawancara-khusus-tribun-network-dengan-bambang-brodjonegoro_20200813_170834.jpg)
SEJAK April 2020, Indonesia mulai melakukan penelitian untuk menemukan vaksin Covid-19. Progres vaksin yang diberi nama Vaksin Merah Putih itu saat ini baru mencapai 30-40 persen.
Lembaga Eijkman sedang melakukan cloning dari protein yang nanti dibutuhkan untuk bibit vaksinnya.
Menurut Menteri Riset dan Teknologi-Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek-Kepala BRIN), Prof Bambang PS Brojonegoro PhD, bibit vaksin yang dihasilkan Lembaga Eijkman sudah diuji pada hewan, manakala sukses akan diserahkan kepada Bio Farma.
Berikut lanjutan petikan wawancara eksklusif Tribun Network dengan Bambang Brojonegoro, di kantornya, Jakarta, Kamis (13/8/2020).
Bagaimana tahapan selanjutnya setelah bibit vaksin diserahkan kepada Bio Farma di Bandung?
Bibit vaksin selanjutnya diproduksi menjadi vaksin. Kemudian dilakukan uji klinis tahap satu, tahap dua, tahap tiga. Manakala sudah berhasil dan dapat izin BPOM serta di-approve WHO, baru bisa diproduksi dalam jumlah besar.
Rusia mengklaim punya vaksin Sputnik V, bagaimana peluang Indonesia menggunakan vaksin tersebut?
Kita harus lihat dulu apakah uji klinisnya sudah benar-benar dilakukan. Karena beritanya masih simpang siur, ada yang mengatakan uji klinisnya ini terlalu pendek dibandingkan uji klinis standar.
Tapi pendek atau panjang memang tergantung kebutuhan. Manakala ada unsur emergency (darurat), uji klinisnya bisa diperpendek, namun tidak boleh kurang dari batas minimum. Faktor lainnya, apakah sample uji klinisnya memenuhi syarat.
Yang saya tahu, vaksin baru boleh dipakai setelah mendapat persetujuan WHO, apalagi penggunaan lintas negara. Oleh karena itu kita lihat dulu perkembangan vaksin Sputnik V itu apakah benar-benar efektif.
Terkait uji klinis tahap tiga vaksin Sinopec, banyak pejabat negara bersedia jadi relawan, menurut Anda apakah ini fenomena bagus?
Menurut saya sah-sah saja. Relawan ini kan ada syarat dan kompensasinya. Minimal relawan harus diasuransikan karena ada kemungkinan mengalami risiko.
Baca: KSAD Jenderal Andika Perkasa Sebut TNI AD Miliki Vaksin Covid-19, Erick Thohir: Dapat Digabungkan
Badan manusia ini reaksinya tidak bisa ditebak ketika ada benda asing. Selain ada jaminan asuransi juga ada kompensasi dalam bentuk lain (uang).
Bagaimanapun mereka menyediakan dirinya untuk dites menggunakan vaksin yang notabene belum dapat izin edar.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.