Adzan Jadi Paskibraka Pertama dari Madrasah, dapat Uang Pembinaan dari Kemenag
Adzan merupakan siswa madrasah pertama yang berhasil menembus seleksi hingga menjadi tim inti pengibar bendera pusaka pada upacara resmi peringatan
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kementerian Agama memberikan bonus kepada Muhammad Adzan (17), siswa madrasah pertama yang menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tahun 2020 dari unsur Madrasah.
Adzan diterima oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Muhammad Ali Ramdhani, di Kemenag, Selasa, (18/8/2020), didampingi Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga, Asrorun Ni'am Sholeh.
Muhammad Ali Ramdhani, mengaku bangga dengan prestasi yang dicapai remaja asal Bima, Nusa Tenggara Barat.
Adzan merupakan siswa madrasah pertama yang berhasil menembus seleksi hingga menjadi tim inti pengibar bendera pusaka pada upacara resmi peringatan kemerdekaan di Istana presiden.
“Hal ini meningkatkan optimisme kami untuk membina anak-anak madrasah dalam segala bidang,” katanya di Jakarta, Selasa (18/8/2020).
Baca: Kisah Paskibraka yang Kembali Dipanggil untuk Kibarkan Bendera Merah Putih di Istana, Ada Anak TKI
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kemenag memberikan uang pembinaan sebesar Rp. 10 juta dan sebuah ipad untuk menunjang pembelajaran.
“Kita melihat Adzan ini menjadi model yang tepat sesuai tagline kita Madrasah Hebat Bermartabat. Paskibraka, elektronika, dan robotika merupakan pilihan-pilihan yang didorong oleh Kemenag agar siswa madrasah dapat menyalurkan prestasinya, selain dalam bidang pelajaran,” tambah Dirjen Pendis.
Bagi Kementerian Agama, peran siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Bima, NTB, mendongkrak citra madrasah dalam paskibraka.
Selama ini Paskibraka, didominan dari SMA atau sekolah umum, sedangkan Madrasah belum pernah sekalipun memiliki delegasi yang berhasil lolos hingga seleksi akhir tingkat nasional.
Adzan pun berterima kasih atas dukungan yang diberikan kepadanya.
"Saya akan menggunakan ipad untuk kelengkapan belajar, kalau uangnya akan saya berikan kepada orang tua karena saya belum pintar memegang uang,” kata putra kedua pasangan Muhammad Daud dan Vivililiana ini.
*Bercita-cita Jadi Polisi*
Adzan sebelumnya menyingkirkan 400 pendaftar di tingkat Kabupaten/Kota, lalu melaju ke jenjang seleksi yang lebih tinggi.
Sebelum terpilih sebagai pengibar bendera utama tahun 2020 ini, ia dipilih dari 68 peserta di tingkat pusat.
Pada tahun lalu, Adzan pertama kali terpilih sebagai anggota Paskibraka dan setelah itu prestasinya terus meningkat.
Sebelumnya ia menjadi komandan kelompok (Danpok) dalam satuan paskibraka di tingkat pusat.
Adzan mengungkapkan, ia berkeinginan kuat untuk mendaftar menjadi taruna di Akademi Keplisian pada saat lulus nanti.
Bermodal tinggi 180,5 cm, penampilan fisik memadai, dan kemampun baris berbaris, ia meminta dukungan agar dapat menggapai apa yang dicita-citakannya.
“Ini menjadi bukti bahwa anak-anak madrasah mendapat dukungan penuh dari Kemenag untuk berprestasi dalam bidang apapun,” kata Adzan.