Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kondisi Keamanan Negara Menurun Saat Covid-19, Publik Idamkan Tentara Jadi Pemimpin Nasional

Berdasarkan hasil jajak pendapat yang digagas SMRC menunjukkan 52 persen warga menilai kondisi keamanan baik atau sangat baik di masa pandemi Covid-19

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Kondisi Keamanan Negara Menurun Saat Covid-19, Publik Idamkan Tentara Jadi Pemimpin Nasional
Capture Youtube Kompas TV
Saiful Mujani saat dibilang ngeles oleh seorang netter saat menjelaskan perbedaan hasil quick count dengan real count Pilpres wilayah Bengkulu di Situng KPU. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kondisi keamanan negara sejak ada pandemi Covid-19 menurun tajam.

Berdasarkan hasil jajak pendapat yang digagas Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC)  menunjukkan 52 persen warga menilai kondisi keamanan baik atau sangat baik di masa pandemi Covid-19.

"Yang mengatakan kondisi keamanan kita cukup baik atau sangat baik itu sekitar 62 persen. Mayoritas merasakan begitu dan yang mengatakan buruk ada sekitar 15 persen," ujar pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani, Minggu(23/8/2020).

Baca: BREAKING NEWS, Pelaku Penembakan Sadis Bos Pelayaran di Kelapa Gading Ditangkap

Saiful Mujani mengatakan, sebelum adanya wabah virus corona atau sejak Desember 2018 hingga Januari
2019, persepsi publik atas kondisi keamanan tanah air rata-rata di atas 60 persen.

Penilaian masyarakat sempat turun sekitar bulan Mei-Juni 2019 akibat kerusuhan penetapan hasil Pilpres
2019.

Beberapa waktu kemudian, persepsi publik atas kondisi keamanan Indonesia kembali membaik
hingga mencapai angka 66 persen di awal Maret 2020 atau sesaat sebelum pandemi Covid-19.

"Setelah itu mengalami penurunan yang cukup tajam, 52 persen pada bulan Juni. Dan sekarang
belum pulih pada posisi masih pada 52 persen," ucap Saiful.

Berita Rekomendasi

Saiful menyebutkan, menurunnya penilaian publik terhadap kondisi keamanan negeri sejalan
dengan laporan kepolisian yang mengatakan bahwa angka kriminalitas di masyarakat
mengalami kenaikan sekitar 7 persen sejak pandemi terjadi.

Baca: Saiful Mujani: Keberadaan KAMI Bukti Demokrasi di Indonesia Masih Jalan

"Masih di survei terakhir ini, (penilaian terhadap kondisi keamanan) sempat di bawah 50 persen,  melampaui ambang psikologis 48 persen yang mengatakan baik. Tapi sekarang sudah mulai agak membaik, pulih menjadi 52 persen," kata Saiful.

Dalam survei yang sama, responden juga diberi pertanyaan apakah pemerintah belum bisa melindungi rakyat dari ancaman keamanan.

Baca: Eks Ketua PDIP Sumut Jadi Tahanan KPK, Ini Pernyataan Djarot Saiful Hidayat

Hasilnya, sebanyak 52 persen responden tidak  setuju dan 42 responden setuju.

Sisanya, sebanyak 7 persen tak menjawab.


Untuk diketahui, survei mengenai kondisi demokrasi Indonesia di masa Covid-19 ini digelar selama 12 hingga 15 Agustus 2020.

Survei dilakukan melalui telepon dengan melibatkan 2.202 responden yang dipilih secara acak.

Margin of error dari survei ini sebesar 2,1 persen.

TNI Pemimpin Nasional

Dalam survei SMRC ditemukan juga peningkatan kepercayaan masyarakat kepada TNI atau tentara aktif untuk dapat menjadi pemimpin nasional, khususnya terkait penanganan Covid-19.

Menurut Saiful, sebelum Covid-19 ada 24 persen masyarakat yang setuju dengan kepemimpinan TNI atau tentara aktif bukan purnawirawan di level nasional.

Namun, angka itu meningkat setelah terjadi pandemi Covid-19.

Baca: Survei SMRC: Publik Nilai Kondisi Keamanan Sejak Covid-19 Alami Penurunan

"Ada sekitar 31 persen yang setuju tentara aktif sebaiknya memimpin pemerintahan kita, ada kenaikan sekitar 7 persen dibanding sebelum Covid-19," kata Saiful Mujani.

Dia kemudian memperlihatkan survei yang dilakukan 5 sampai 9 April 2019, sebelum terjadi pandemi Covid-19.

Saat itu, terdapat 2,3 persen yang sangat setuju pelibatan tentara dalam kepemimpinan nasional.

Sementara, 21,8 persen setuju dan 53,0 persen tidak setuju dengan pelibatan tentara dalam kepemimpinan nasional.

Baca: Survei SMRC: Mayoritas Masyarakat Terbebani Biaya Internet dalam Pembelajaran Online

Sisanya, 10.6 persen sangat tidak setuju, sedangkan yang tidak mengerti atau tidak jawab
sekitar 12.3 persen.

Namun, pada survei terakhir dilakukan pada 12 sampai 15 Agustus 2020 tingkat kepercayaan masyarakat meningkat. Ada 2,3 persen yang sangat percaya dengan kepemimpinan tentara aktif, lalu yang setuju sekitar 28,9 persen.

Kemudian, 49,1 persen tidak setuju, lalu 10,3 responden sangat tidak setuju, dan 9,4 persen

responden tidak menjawab.

"Walaupun mayoritas masyarakat masih menolak kepemimpinan tentara di level nasional lebih dari 50, namun ada gejala Covid-19 ini menaikkan tingkat toleransi kepada kepemimpinan tentara," tutur dia.

Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) juga menunjukkan mayoritas masyarakat merasa puas terhadap jalannya demokrasi di Indonesia di masa Covid-19.

"Hasilnya 67 persen yang menyatakan sangat puas atau cukup puas dengan jalannya demokrasi," ujarnya.

Berdasarkan data SMRC, sangat puas sebanyak 5 persen dan 62 persen cukup puas terhadap
jalannya demokrasi di masa Covid-19.

Sementara 25 persen merasa kurang percaya dan 2 persen tidak puas sama sekali.

Sisanya tidak tahu atau tidak menjawab 6 persen.

"Jadi mayoritas masih merasa puas dengan pelaksanaan demokrasi," jelasnya.

Tren kepuasan terhadap demokrasi juga makin membaik dari 59 persen atau turun 15 persen
pada awal Covid-19 di awal Juni 2020, menjadi 67 persen.

"Trennya juga membaik dari 59 persen, sekarang di survei terakhir 67 persen. Walaupun belum pulih benar sampai 74 persen. Tapi relatif terjagalah penilaian terhadap demokrasi," ucapnya. (tribun network/mal/kps/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas