Gagasan Denny JA Soal ‘Happiness’ Jadi Bahan Pembicaraan
IQRA.ID memuat sebagian review tersebut. Puluhan WA grup ikut memforward dan mendiskusikannya.
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Buku Denny JA berjudul 'Spirituality of Happiness’ menjadi pembahasan sejumlah pakar, dan viral. Buku tersebut dinlai menjadi jalan keempat dalam memahami kebahagiaan.
Dalam keterangan pers yang disampaikan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) disebutkan sebuah grup Facebook Esoterika_Forum Spiritualitas memuat seluruh 30 review dari 30 tokoh.
IQRA.ID memuat sebagian review tersebut. Puluhan WA grup ikut memforward dan mendiskusikannya.
Dr (HC). Hussein Muhammad, dalam komentarnya menyebut buku tersebut dahsyat. Buku tersebut menggugat kemapanan tradisi beragama dan berpikir. "Tapi ujungnya, buku ini menganjurkan Jalan Cinta,” komentar Hussein.
Dr. Jalaluddin Rahmat menyebuy Denny JA menawarkan jalan keempat dalam memahami kebahagian yaitu jalan ilmu pengetahuan. Tiga jalan sebelumnya adalah common sense, agama dan filsafat.
Baca: Denny JA: Kultur Politik Pemilu Berubah di Bulan Maret 2005
Sekitar 30 pakar lintas agama, jurnalis senior dan intelektual membahas buku Denny JA. Di samping nama-nama di atas, juga ikut membahas, antara lain: Dr Komaruddin Hidayat, Dr. Haidar Bagir, Prof. Dr. Kautzar Azhari Noer, Dr. Franky Budi Hardiman, Dr. Budhy Munawar Rahman.
Baca: Rampung dalam 4 Tahun, Dua Puluh Buku Puisi Esai Denny JA Diterjemahkan ke Bahasa Inggris
Sebuah grup Facebook Esoterika_Forum Spiritualitas memuat seluruh 30 review dari 30 tokoh. IQRA.ID memuat sebagian review itu. Puluhan WA grup ikut memforward dan mendiskusikannya.
Denny JA mengamini komentar Dr Franky Budi Hardiman. Bahwa buku ini intisari perjalanan 40 tahun spiritualitasnya mendalami empat agama besar: Islam, Kristen, Budha dan Hindu. Ia juga menekuni Theosophy, Krishnamurti, OSHO, Subud hingga Ki Ageng Surya Mentaram.
Ujungnya Denny juga membaca perkembangan terakhir Neuro Science dan Positive Psychology.
Denny merumuskan pengalamannya dalam empat formula. Itu yang menjadi intisari buku.
Pertama, sejarah manusia dan homo sapiens dapat dibagi dalam tiga gelombang narasi besar spiritualitas. Narasi spiritual berdasarkan mitos. Ini belangsung sejak 70 ribu tahun lalu.
Lalu spiritualitas berdasarkan keyakinan wahyu (agama). Ini berlangsung sejak 3000 tahun lalu. Terakhir, spiritualitas berdasarkan ilmu pengetahuan empirik. Ini baru berlangsung sekitar 70 tahun lalu dengan datangnya ilmu baru Neuro Science dan Positif Psychology.
Kedua, menurut Denny, rumah spiritual dan pencarian makna itu bersumber dari otak manusia.