Politikus PPP Minta Pemerintah Hadirkan Rasa Aman bagi Dokter yang Tangani Covid-19
Anas menilai pemerintah harus mendukung para tenaga medis dengan kebijakannya.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PPP Anas Thahir meminta pemerintah untuk menghadirkan rasa aman bagi dokter yang berjibaku menangani Covid-19 dari paparan virus tersebut.
Anas menilai pemerintah harus mendukung para tenaga medis dengan kebijakannya. Sehingga nyawa mereka pun tak terancam.
"Dokter dalam bekerja menangani Covid-19 harus merasa aman dari ancaman Covid-19, rasa aman itu juga harus dilindungi dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang pasti dan konsisten. Jangan sampai dokter yang bekerja di garda terdepan dalam menangani Covid-19 justru nyawanya terancam," ujar Anas, kepada Tribunnews.com, Rabu (2/9/2020).
Baca: Peneliti Temukan Tes Air Liur Dapat Deteksi Virus Corona, Disebut Sama Andalnya dengan Tes PCR
Anas mengaku tak akan berhenti mengingatkan pemerintah untuk lebih serius dan fokus menangani Covid-19, terutama demi kebaikan para tenaga medis.
Pasalnya satu-satunya harapan untuk menangani Covid-19 berada di pundak dokter, baik itu dokter spesialis maupun tenaga kesehatan lainnya.
Apalagi jumlah dokter Indonesia merupakan yang terendah kedua di Asia Tenggara, yaitu sebesar 0,4 dokter per 1.000 penduduk.
"Itu artinya Indonesia memiliki 4 dokter melayani 10.000 penduduk Indonesia. Jumlah ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan Singapura yang memiliki 2 dokter melayani 1.000 penduduknya. Perlu terobosan pemerintah untuk menutupi kekurangan dokter tersebut," kata dia.
Baca: Pasien Virus Corona Lebihi Daya Tampung Ruang Isolasi Rumah Sakit di Balikpapan
Selain itu, Anas kembali mengingatkan pemerintah bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir. Terbukti dengan peningkatan kasus positif dalam tiga hari terakhir di Tanah Air, bahkan memecahkan rekor tertinggi.
"Dalam tiga hari terahir kasus Covid-19 telah mencapai rekor tertinggi, terhitung dari 29 Agustus terkonfimasi diatas 3 ribu pasien positif kasus harian. Ini menunjukkan pandemi Covid-19 belum berakhir dan justru makin menghawatirkan," tandasnya.