Sosok Puti Guntur Soekarno, Keponakan Megawati Disebut Calwako PDIP di Pilkada Surabaya
Inilah profil sosok Puti Guntur Soekarno, keponakan Megawati Soekarnoputri yang disebut dapat rekomendasi di Pilkada Surabaya
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Puti Guntur Soekarno, menjadi sorotan setelah tersebar kabar namanya mendapat rekomendasi sebagai calon wali kota Surabaya.
Seperti yang diberitakan, beredear foto surat di WhatsApp Senin (31/8/2020) sore bahwa nama Puti Guntur Soekarno direkomendasikan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputi maju Pilkada Surabaya.
Padahal, PDIP akan menggelar pengumuman resmi untuk calon wali dan wakil wali kota Surabaya di Pilkada Surabaya pada Rabu (2/9/2020).
Lalu siapakah sosok Puti Guntur Soekarnoputri?
Baca: Giliran Rekomendasi PDIP untuk Pilkada Surabaya: Nama Cucu Bung Karno Muncul, DPP Umumkan Besok
Profil Puti Guntur Soekarno
Mengutip dari TribunnewsWiki.com, Puti Guntur Soekarno lahir di Jakarta, pada 26 Juni 1971.
Sebenarnya, ia memiliki nama lengkap Puti Pramathana Puspa Seruni Paundrianagari Guntur Soekarno Putri.
Sesuai nama belakangnya, Puti Guntur Soekarno merupakan cucu dari Presiden Pertama Indonesia, Soekarno.
Puti Guntur Soekarno merupakan anak dari putra pertama Presiden Soekarno, Guntur Soekarnoputra dengan Henny Emilia Hendayani.
Kini Puti Guntur Soekarno aktif sebagai seorang politisi.
Ia merupakan anggota DPR RI periode 2009-2014 dan 2014-2019.
Puti Guntur Soekarno kembali terpilih untuk menjadi anggota dewan hingga 2024.
Puti Guntur Soekarno menikah dengan Johansyah Jaya Kameron atau Joy Kameron.
Dari pernikahan tersebut, ia dikaruniai anak yang bernama Rakyan Ratri Syandriasari Kameron dan Rakyan Danu Syahandra Kameron.
Pendidikan
Puti Guntur Soekarno mengawli pendidikannya di SD Perguruan Cikini.
Setelah menamatkan pendidikan tersebut, ia melanjutkan ke SMP Perguruan Cikini.
Selanjutnya Puti Guntur Soekarno menempuh pendidikan di SMAN Budi Utomo.
Tak berhenti di pendidikan menengah, Puti Guntur Soekarno memasuki pendidikan tinggi.
Ia memutuskn untuk kuliah di Administrasi Negara, FISIP Universitas Indonesia.
Puti Guntur Soekarno diundang rutin sebagai dosen tamu di Universitas Kokushikan, Setagaya, Tokyo.
Di sana ia memberikan kuliah tentang Soekarno.
Selain itu, Puti Guntur Soekarno juga didaulat sebagai profesor tamu di Soekarno Research Centre kampus tersebut.
Perjalanan Karier
Puti Guntur Soekarno terjun ke dunia politik dengan masuk Partai PDI Perjuangan, yang diketuai oleh Megawati Soekarnoputri.
Ia mengikuti Pemilu 2019 dengan mencalonkan diri sebagai anggota DPRI RI.
Dan benar saja, ia sukses terpilih mewakili Daerah Pemilihan Jawa Barat X, meliputi Ciamis, Kuningan, dan Kota Banjar.
Kala itu Puti Guntur Soekarno masih berusia 38 tahun.
Puti Guntur Soekarno mengemban tugas di Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan dan kebudayaan, serta pemuda dan olah raga, pariwisata, ekonomi kreatif serta perpustakaan.
Ia kembali tepilih untuk duduk di kursi DPR RI pada Pemilu 2014.
Baca: DPD PKS Solo Ambil Sikap Golput di Pilkada Solo, Mardani: Saya Belum Dapat Konfirmasi
Pilkada Jawa Timur
Puti Guntur Soekarno memutuskan untuk maju dalam Pilkada Jawa Timur 2018.
Ia maju sebagai Calon Wakil Gubernur Jawa Timur, mendampingi Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul.
Namun pasangan tersebut gagal terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur.
Gus Ipul-Puti meraih 46,45% suara.
Sementara itu, pasangan terpilih Khofifah Indar Parawansa - Emil Dardak berhasil meraih 53,55% suara.
Gagal di Pilkada Jatim, Puti Guntur Soekarno kembali maju sebagai calon anggota legislatif dari Partai PDI Perjuangan.
Namun, pencalonan tersebut berbeda dari sebelumnya.
Puti Guntur Soekarno tidak maju mewakili Daerah Pemilihan Jawa Barat lagi, melainkan Dapil Jawa Timur 1 meliputi Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo.
Puti Guntur Soekarno berhasil melenggang kembali ke Senayan setelah mengantongi 139.794 suara.
Riwayat Jabatan
Anggota DPR RI Terpilih 2019-2024
Anggota DPR RI 2014-2019
Wakil Ketua Yayasan Fatmawati
Ketua Yayasan Wildan
Anggota DPR RI FPDIP Komisi X (2009-2014)
Anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
Ketua Panitia Pelaksana mengenang 85 Thn Ibu Fatmawati
Juru bicara kampanye Pilpres 2009 tim Mega-Prabowo wilayah Jawa Barat dan Bengkulu
Baca: Berbeda dengan PKS, Partai Gelora Dukung Pasangan Kustini dan Danang di Pilkada Sleman
Sementara dikutip dari Grid.ID, Puti memiliki fakta lain dari kehidupannya, antara lain:
Punya darah seni
Sejak SMP, Puti Guntur Soekarno aktif mengikuti kegiatan kesenian dan budaya termasuk mementaskan tari-tarian.
Ia juga seringkali mengiringi paduan suara di SMA 1 Budi Utomo Jakarta dengan memainkan piano.
Melukis juga merupakan kegiatan yang disukainya.
Sejak SMP, Puti Guntur Soekarnoaktif mengikuti kegiatan kesenian dan budaya termasuk mementaskan tari-tarian.
Masa kecil dekat dengan neneknya
Masa kecil Puti Guntur Soekarno cukup dekat dengan Fatmawati Soekarno yang selalu mengajarinya mengaji dan agar jangan meninggalkan sholat fardhu sebagai seorang muslimah.
Dari sang nenek, Puti Guntur Soekarno diajarkan hidup sederhana dan pintar mensyukuri nikmat agar hidup senantiasa bahagia.
Neneknya berangkat dari keluarga besar Muhammadiyah di Bengkulu, bahkan konon diberikan kehormatan sebagai Anggota Kehormatan KOHATI (Korps HMI-Wati seumur hidup).
Anggota Komisi X DPR RI
Puti Guntur Soekarno saat ini sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dari Daerah Pemilihan Jawa Barat X yang meliputi (Kabupaten Kuningan, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran dan Kota Banjar) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Beredar di WhatsApp
Diberitakan Kompas.com, beredar gambar surat rekomendasi PDI-P kepada keponakan Ketum PDI-P Megawai Soekarnoputri, Puti Guntur Soekarno menjelang keputusan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengenai rekomendassi dalam Pilkada Kota Surabaya,
Dalam Foto surat tersebut disebutkan PDIP merekomendasikan, Puti Guntur Soekarno untuk maju menjadi bakal calon wali kota Surabaya pada Pilkada Surabaya 2020.
Foto surat itu beredar di grup-grup WhatsApp, Senin (31/8/2020) sore.
Surat berkop resmi PDI-P model B.1-KWK itu ditandatangani oleh Megawati dan Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto, lengkap dengan materai dan stampel logo banteng berwarna merah tertanggal 31 Agustus 2020.
Selain Puti, di surat tersebut juga berisi rekomendasi untuk Lilik Arijanto maju sebagai sebagai bakal calon wakil wali kota Surabaya.
Lilik merupakan salah satu pejabat di Pemkot Surabaya.
Sekretaris DPD PDI-P Jawa Timur, Sri Untari Bisowarno saat dikonfirmasi memastikan bahwa surat yang beredar adalah palsu.
"PDI-P adalah partai yang tertib, tidak mungkin surat penting sampai beredar luas seperti itu. Surat palsu itu," kata Sri saat dikonfirmasi, Selasa (1/9/2020) pagi.
Surat rekomendasi untuk pasangan yang diusung PDI-P, kata Sri, akan diumumkan langsung oleh DPP PDI-P.
Namun dia mengaku tidak tahu kapan DPP memilih waktu untuk mengumumkannya. Dihubungi terpisah, Ketua DPC PDI-P Adi Sutarwijono enggan berkomentar banyak soal beredarnya foto surat tersebut.
"Yang pasti kami saat ini menunggu pengumuman resmi dari DPP PDI-P," ujarnya.
Ketua DPP PDI-P Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat sebelumnya pernah menjelaskan bahwa pengumuman rekomendasi untuk Pilkada Kota Surabaya dan beberapa daerah lainnya akan dilakukan sebelum 4 September atau sebelum KPU membuka pendaftaran.
Ada 19 nama yang mendaftar ke PDI-P Jawa Timur sebagai bakal calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya.
Ke-19 nama pendaftar tersebut yakni, Dyah Katarina (anggota DPRD Surabaya), Armuji (anggota DPRD Jatim), Anugerah Ariyadi (mantan anggota DPRD Surabaya), Mega Djadja Agustjandra (pengusaha), Sutjipto Joe Angga (pengusaha), dan Chrisman Hadi (seniman).
Selanjutnya, Sri Setyo Pertiwi (pengusaha), Laksda TNI (Purn) Untung Suropati, Fandi Utomo (mantan anggota DPR RI), Warsito (mantan anggota DPRD Surabaya), Gunawan (pengusaha), Dwi Astutik (Muslimat NU), Haries Purwoko (pengusaha), dan Lia Istifhama (fatayat NU).
Ada juga nama Achmad Wahyuddin (pengusaha), Whisnu Sakti Buana (wakil wali kota Surabaya), Ony Setiawan (aktivis), Edy Tarmidy (politisi PDI-P), dan Ahmad Nawardi (anggota DPD).
Sementara itu, delapan partai, yakni PKS, PKB, PPP, Partai Nasdem, Partai Golkar, Partai Demokrat, PAN, dan Partai Gerindra sudah memastikan mendukung mantan Kapolda Jatim Machfud Arifin di Pilkada Surabaya 3020.
Baca: Giring Ganesha Siap Jadi Calon Presiden 2024: PDI-P Ingatkan Syarat, PKS Beri Apresiasi
Pengumuman DPP PDIP
DPP PDI Perjuangan (PDIP) akan mengumumkan nama bakal calon wali kota dan wakil wali kota yang akan diusung dalam Pilkada Surabaya 2020, Rabu (2/9/2020).
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, puncak pengumuman tersebut akan dilakukan dalam rapat DPP PDI Perjuangan yang digelar secara daring.
"Puncak pengumuman calon akan dilakukan dalam Rapat DPP PDI Perjuangan yang dinyatakan terbuka untuk umum, dan dilakukan secara daring pada tanggal 2 September 2020 pada pukul 14:00 WIB," kata Hasto melalui keterangannya, Selasa (1/9/2020).
PDI Perjuangan, kata Hasto, menempatkan Kota Surabaya sebagai panggung politik utama setelah Jakarta.
Alasannya, Surabaya bukan saja menjadi kota terbesar kedua Indonesia, melainkan juga telah menjadi best practices kota sederet prestasi.
“Surabaya sangat layak ditempatkan sebagai puncak pengumuman calon kepala daerah dan wakil kepala daerah PDI Perjuangan. Di kota inilah semangat nasionalisme dan patriotisme tumbuh subur. Di kota inilah semangat hubbul wathon minal iman berkumandang menghalau bala tentara Sekutu," ujar Hasto.
Atas dasar semangat perjuangan itu, PDI Perjuangan meyakini masyarakat Surabaya memiliki kesadaran dan semangat juang untuk menjaga Surabaya agar tidak jatuh ke tangan yang salah.
Yakni mereka yang ingin merombak tata keindahan kota, hanya karena daya gerak kekuatan modal.
"Bagaikan Pasukan Sekutu yang mencoba merampas kedaulatan NKRI dengan NICA dibelakangnya, kini pun ada kekuatan tersembunyi yang mencoba hadir dengan ‘meriam kapitalnya’ untuk merebut Surabaya. Pertimbangan mereka murni kekuasaan dan kapital," ucap Hasto.
Bagi PDI Perjuangan, lanjut Hasto, kekuasaan itu membangun peradaban. Terlebih untuk Kota Surabaya yang telah hadir sebagai laboratorium politik dimana Pancasila begitu membumi.
Hasto mengatakan, kepemimpinan Tri Rismaharini bersama seluruh jajaran birokrasi dirasakan betul kehadirannya oleh masyarakat Surabaya. Kesemuanya membentuk modal sosial sebagai benteng pertahanan rakyat agar Surabaya tidak jatuh ke tangan yang salah.
Hal itulah yang menyebabkan PDI Perjuangan begitu hati-hati dalam menentukan rekomendasinya.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pun memertimbangkan dengan seksama dalam memutuskannya.
"Sebab keputusan terhadap sosok pemimpin Surabaya tersebut berkorelasi langsung terhadap kehidupan rakyat kecil, dan juga menentukan arah masa depan Kota Surabaya yang begitu indah dan asri. Bahkan demi tanggung jawab tersebut, pengumuman Kota Surabaya pun dilakukan secara khusus," kata Hasto.
(Tribunnews.com/ Chrysnha, Chaerul Umam)(Kompas.com/Achmad Faizal)(TribunnewsWiki.com/Ahmad Nur Rosikin)(Grid.ID/Alfa Pratama)