Pemerintan Disarankan Dahulukan Sektor Manufaktur Jika Ingin Memulihkan Ekonomi
Porsi industri manufaktur Indonesia terhadap PDB jadi terendah kedua di kawasan Asia Tenggara setelah Thailand
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom Senior Faisal Basri mengatakan, sumbangan sektor industri manufaktur terhadap perekonomian dan perpajakan Indonesia jadi yang tertinggi, masing-masing sebesar 19,9 persen dan 29 persen.
Karena itu, Faisal mengatakan, kalau pemerintah mau pemulihan ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19 berlangsung cepat maka dahulukan sektor manufaktur.
"Jadi, kalau mau pulihkan ekonomi, faktor paling duluan manufaktur. Nah ini prioritas-prioritasnya tidak kelihatan dalam tahap pelonggaran (pembatasan sosial berskala besar/PSBB)" ujarnya dalam webinar, Kamis (3/9/2020).
Baca: Giliran 88 Karyawan Sebuah Perusahaan Manufaktur di Bekasi Positif Covid-19
Menurutnya imbas peran yang besar itu, ketika sektor tersebut mengalami penurunan, otomatis berdampak besar terhadap penerimaan perpajakan.
"Manufaktur tertinggi, jadi ada apa-apa dengan manufaktur, pajaknya turun. Nah kita lihat manufakturnya turun terus, pertumbuhannya turun terus," kata Faisal.
Dalam catatannya, porsi industri manufaktur Indonesia terhadap PDB jadi terendah kedua di kawasan Asia Tenggara setelah Thailand.
Baca: Menperin: Implementasi Harga Gas Mampu Dorong Produktivitas Sektor Manufaktur
Industri manufaktur Indonesia memiliki persentase sebanyak 4,6 persen terhadap PDB, sedikit di atas Thailand 1,5 persen dan jauh dibawah Vietnam sebesar 11 persen.
"Vietnam paling tinggi 11 persen, tapi kita bukan paling jelek, Thailand 1,5 persen, ini pertumbuhan industri manufaktur kita lebih rendah dari pertumbuhan PDB. Namun, luar biasanya masih menjadi penyumbang nomor satu untuk perpajakan walaupun di era krisis," pungkas Faisal.