Cerita Eks Komandan Tim Operasi Pembebasan Sandera Woyla, Berusaha Tenang Saat Tahu Anak Buah Gugur
Letkol (Purn) Untung Soeroso (83) mengungkap perasaannya saat seorang anak buahnya gugur dalam perstiwa yang terjadi di Bandara Don Muang, Thailand.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Karena itu, ia yakin tembakan tersebut berasal dari depan.
"Saya khawatir ada tembakan dari belakang ini anak buah saya. Kenapa kok yang ditembak pilot? Jangan sampai ada dugaan itu. Maka saya membuktikan. Saya bertanggung jawab sebagai komandan, ini tembakan siapa. Ya itu, saya raba ketemu lubang, tangan saya berdarah, saya cari di belakang ketemu juga. Kemudian dibawa menjauh dari pesawat," kata Soeroso.
Tidak hanya itu, Soeroso mengaku sempat diberitakan telah tewas dalam perisitiwa tersebut karena ada wartawan yang mengira pangkat di pundak Kapten pesawat sama adalah pangkatnya yang ketika itu juga seorang Kapten.
"Waktu turun, pilot itu ada tiga strip di bahunya. Mungkin disorot TV, diberitakan bahwa seorang pangkat kapten, komandan pasukan penyergap mati luka tembak," kata Soeroso.
Setelahnya, ia pun mendengar Jenderal TNI (Purn) Andi Muhammad Jusuf Amir atau dikenal dengan M Yusuf sempat kaget mendengar kabar tersebut.
Yusuf bahkan, kata Soeroso, sempat memerintahkan anak buahnya untuk segera memberi tahu kepada para istri prajurit merangkai bunga dan memberi tahu istri Soeroso.
Sontak hal itu membuat istrinya kaget karena istrinya tidak tahu jika suaminya ikut dalam operasi tersebut.
Hal itu karena ketika terakhir kali bertemu hanya diberi tahu hendak pergi sekolah intelijen ke Bogor.
"Ibu-ibu disuruh merangkai bunga untuk mejemput jenazahnya besok pagi, ke rumah Ibu Roso. Kemudian rombongan datang ke rumah," kata Soeroso.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.