Mantan Mendiknas Malik Fadjar Meninggal Dunia, Mahfud MD hingga Anies Baswedan Sampaikan Duka Cita
Sejumlah tokoh menyampaikan duka cita atas meninggalnya tokoh Muhammadiyah yang juga mantan Menteri Pendidikan Nasional, Abdul Malik Fadjar.
Penulis: Daryono
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah tokoh menyampaikan duka cita atas meninggalnya tokoh Muhammadiyah yang juga mantan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Abdul Malik Fadjar.
Diketahui, Malik Fadjar meninggal dunia dalam usia 81 tahun pada Senin (7/9/2020) malam.
Menteri Koordinator bidang Hukum, Keamanan dan Politik (Menko Polhukam) Mahfud MD menyampaikan kabar duka meninggalnya Malik Fadjar di akun twitternya, @mohmahfudmd.
"Inna lillah wa inna ilaihi raji'un. Prof. Malik Fajar (mantan Menko Kesra, Mendiknas, Menag, Wantimpres) baru saja wafat sekitar jam 19.00 (Senin, 7/9/2020). Insyaallah husnul khatimah. Allahumma ighfir lahu war hamhu wa 'afihi wa'fu 'anhu," tulisnya.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyebut Malik Fadjar sebagai sosok pejuang pendidikan yang gigih.
"Innalillahi wa inna ilaihi rajiun.
Turut berdukacita atas wafatnya Prof. H.A. Malik Fadjar, http://M.Sc. Seorang pejuang pendidikan yang gigih dan menginspirasi banyak orang. InsyaAllah husnul khatimah dan keluarga yg ditinggalkan diberikan ketabahan. Lahul fatihah," tulisnya di akun twitter @aniesbaswedan.
Baca: BREAKING NEWS: Eks Menteri Sekaligus Tokoh Muhammadiyah Abdul Malik Fadjar Meninggal Dunia
Ucapan duka juga disampaikan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.
Haedar Nashir menyebut dengan meninggalnya Malik Fadjar, Indonesia telah kehilangan seorang tokoh besar.
"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Pimpinan Pusat dan keluarga besar Muhammadiyah menyampaikan dukacita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya Prof Dr H Abdul Malik Fadjar.
Kita kehilangan tokoh besar yang dimiliki bangsa ini. Beliau lebih banyak bekerja bangun pusat keunggulan dan membawa umat untuk maju ketimbang banyak bicara. Pengabdiannya untuk bangsa sangat besar tanpa mengeluh, radius pergaulan dan pemikirannya pun melintasi.
Kaum muda dan generasi bangsa penting meneladani Prof Malik Fadjar.
Selamat jalan Prof. Malik, kami kehilangan sosok teladan," tulis Haedar di akun tiwtternya @HaedarNs.
Mantan Ketua MPR, Hidayar Nur Wahid juga menyampaikan duka cita meninggalnya Malik Fadjar.
"Turut berduka cita atas wafatnya Prof. Dr. H. Abdul Malik Fadjar, MSc (Menag 1998-1999 & Mendiknas 2001-2004)
Semoga Allah SWT karuniakan Husnul Khatimah, seluruh amal baik Beliau diterima sbg ibadah, dan diterima di sisi terbaik Allah SWT di alJannah," di akun twitternya @hnurwahid.
Sementara itu, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menyebut sosok almarhum A Malik Fadjar sebagai pejuang Muhammadiyah.
"Almarhum adalah pejuang Muhammadiyah. Sebagian besar hidupnya diabdikan dalam Persyarikatan Muhammadiyah, mulai dari bawah hingga menjadi salah seorang Ketua PP Muhammadiyah," kata Din dalam keterangannya, Jakarta, Senin (7/9/2020).
Menurut Din, selama berada dalam Pengurus Pusat Muhammadiyah, Malik sangat aktif dan pikirannya banyak mewarnai langkah Muhammadiyah, khususnya dalam bidang pendidikan.
"Almarhum adalah pribadi akrab, walaupun usianya di atas rata-rata anggota pimpinan yang lain, namun beliau menaruh takzim kepada yang lain, termasuk cukup menyantuni para aktifis muda," ucap Din.
"Almarhum mewakili Muhammadiyah dalam banyak jabatan politik kenegaraan, sejak dari menjadi Menteri Agama, Mendiknas, Menko Kesra, dan terakhir sebagai Anggota Wantimpres," sambung Din.
Baca: Abdul Malik Fadjar, Tokoh Bangsa yang Peduli terhadap Dunia Pendidikan Itu Berpulang
Din pun menyebut kepergian Malik ke khadirat Sang Pencipta adalah kehilangan besar bagi Muhammadiyah serta umat Islam dan Bangsa Indonesia.
"Semoga segala kiprah dan perannya menjadi amal jariah bagi almarhum," ucapnya.
Profil
Dikutip dari laman muhammadiyah.or.id, Abdul Malik Fadjar lahir di Yogyakarta, 22 Februari 1939.
Ia adalah lulusan dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Malang pada 1972.
Kemudian melanjutkan pendidikan S2 di University of Florida, Amerika Serikat pada 1981.
Dirinya menjabat sebagai Menteri Pendidikan Nasional Kabinet Gotong Royong (2001-2004).
Lalu menjabat sebagai Menteri Agama Kabinet Reformasi Pembangunan (23 Mei 1998-29 Oktober 1999).
Abdul Malik Fadjar juga melakukan pekerjaan sebagai seorang guru.
Ia mengawali karier sebagai guru SD di Taliwang, Nusa Tenggara Barat.
Sebelumnya, ia aktif mengajar di Universitas Islam Negeri Jakarta.
Selain itu, Abdul Malik Fadjar juga mengajar di Universitas Muhammadiyah Malang.
Dirinya juga menjadi rektor di Universitas Muhammadiyah Malang pada 1983-2000.
Dikutip dari Kompas.com, Abdul Malik Fadjar juga pernah menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).
Pada 2015 silam, Din Syamsuddin mengapresiasi penunjukan Abdul Malik Fadjar sebagai Wantimpres.
Din mengatakan, penunjukan Abdul Malik sebagai anggota Wantimpres merupakan hak prerogatif Presiden.
Abdul Malik Fadjar ditunjuk menjadi Wantimpres bersama, Subagyo HS, Sidarto Danusubroto, Rusdi Kirana, Suharso Monoarfa, M Yusuf Kartanegara, Jan Darmadi, Hasyim Muzadi, dan Sri Adiningsih.
Tak Sekedar Pendidik
Berdasarkan keterangan tertulis dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Malik Fadjar tak sekedar pendidik.
Ia juga berkontribusi besar dalam membangun sekolah-sekolah Muhammadiyah dan perpustakaan desa di daerah Yogyakarta dan Magelang.
Kesuksesannya dalam mengembangkan pendidikan, terutama pendidikan Islam, membuat namanya kian disegani dalam dunia pendidikan Indonesia.
Terlebih, ia mampu membawa UMM yang semula tak begitu dipandang menjadi kampus yang amat disegani dalam konteks nasional bahkan internasional.
Hal itu membuatnya dipercaya sebagai Menteri Agama di era Presiden BJ Habibie pada 1998-1999 dan Menteri Pendidikan Nasional di era kepemimpinan Megawati Soekarnoputri 2001-2004.
Jati diri Malik Fadjar sebagai seorang pendidik, begitu pula karakter kepemimpinannya yang memiliki pengaruh demikian besar itu tidak terjadi begitu saja.
Dari riwayat pendidikannya, terlihat bahwa ia memang memiliki passion yang amat besar untuk menjadi seorang guru.
Malik memulai pendidikannya di SRN Pangenan Kertoyudan, Magelang, Jawa Tengah pada 1947.
Ia selanjutnya bersekolah di Pendidikan Guru Agama Pertama Negeri (PGAPN) Magelang pada 1953 dan Pendidikan Guru Agama Atas Negeri (PGAAN) Yogyakarta pada 1957.
Baca: Sampaikan Dukacita, Menko PMK Muhadjir Effendy Sebut Malik Fadjar Sosok Guru Baginya
Ia kemudian kuliah di IAIN Sunan Ampel Malang pada 1963 dan meraih gelar Sarjana Pendidikan Kemasyarakatan Islam pada 1972.
Kepakarannya di bidang pendidikan kian lengkap setelah Malik dikukuhkan sebagai Guru Besar pada Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel pada 1995.
Kemudian pada 2001, Malik mendapat gelar kehormatan Doktor Honoris Causa di bidang kependidikan Islam dari Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (Kompas.com/Fathur Rochman)