Kemendikbud Beberkan Lima Syarat 'Link and Match' Pendidikan Vokasi dan Dunia Industri
Kemendikbud mendorong terjadinya kolaborasi yang erat atau Link and Match antara pendidikan vokasi dengan dunia industri dan kerja.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendorong terjadinya kolaborasi yang erat atau Link and Match antara pendidikan vokasi dengan dunia industri dan kerja.
Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto bahkan menyebut kolaborasi yang terbentuk antara pendidikan vokasi dengan dunia industri dan kerja harus mencapai tahap "menikah".
"Link and match ini tidak hanya sekadar tanda tangan MoU, foto-foto kemudian masuk koran, tidak. Itu ibarat orang berhubungan, pacaran saja belum, baru kenalan. Link and match kami tidak hanya sekadar pacaran, tapi sampai menikah levelnya. Jadi ada paket link and match itu lima minimal," ujar Wikan di Kantor Tribunnews.com, Selasa (8/9/2020).
Baca: Kemendikbud Bakal Sinkronkan Pendidikan SMK dengan Jenjang D2
Wikan mengatakan syarat pertama terciptanya link and match antara vokasi dengan dunia industri adalah pembuatan kurikulum bersama.
"Kurikulum dibuat bersama. Kurikulum harus disinkronisasi. Setiap tahun kurikulum harus disinkronisasi dengan industri. Harus disetujui," kata Wikan.
Selain itu, pihak industri wajib memberikan guru atau dosen tamu. Minimal pengajaran dari dosen dan guru tamu ini dilakukan minimal 50 jam per semester.
Baca: Kemendikbud: Tingkat Literasi Remaja di Indonesia Masih Rendah
Syarat ketiga adalah pemberian magang kepada siswa SMK dan mahasiswa vokasi dari industri yang dirancang bersama. Wikan mengatakan pihaknya mewajibkan magang minimal satu semester.
"Jangan sampai tiba-tiba industri cuma disodori magang suruh terima tidak, dari awal sudah dirancang. Sekolah, kampus dan industri sudah merancang," ucap Wikan.
Sementara syarat keempat adalah sertifikasi kompetensi. Menurut Wikan, kompetensi merupakan hal yang sangat penting untuk lulusan vokasi.
Meski begitu, sertifikat juga dibutuhkan untuk menunjukan level kompetensi lulusan vokasi
Syarat yabg kelima adalah komitmen menyerap lulusan sekolah vokasi oleh industri.
"Ini paket link and match level menikah yang kami rancang, tambah satu lagi, mengembangkan teaching facotry. Jadi teaching industry masuk ke dalam kurikulum," pungkas Wikan.