Masyarakat NTT Punya Ikatan Emosional dengan Jakob Oetama dan Kompas
Dulu izin pendirian Kompas dikeluarkan jika memenuhi 5.000 tanda tangan pelanggan dan sebagian besar tanda tangan itu berasal dari Flores NTT
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) turut berduka yang mendalam atas meninggalnya pendiri Grup Kompas Gramedia, Jakob Oetama.
Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT Marius Ardu Jelamu mengatakan, Jakob memiliki peran penting dalam mencerdaskan bangsa.
"Kompas itu kita tahu, dibaca oleh semua kalangan dan menjadi harian terbesar kelima di dunia. Masyarakat NTT dari dulu juga ikut berjasa dalam mendirikan Kompas," ungkap Marius melalui sambungan telepon, Rabu (9/9/2020) malam.
Dahulu, kata Marius, izin pendirian Kompas dikeluarkan jika memenuhi 5.000 tanda tangan pelanggan dan sebagian besar tanda tangan itu berasal dari Flores, NTT.
Hal itu membuat masyarakat NTT memiliki ikatan batin dengan Kompas.
Baca: 5 Fakta Pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama, Awal Karier Jurnalistik hingga Raih Segudang Prestasi
Baca: Habiburokhman : Jasa Jakob Oetama, Letakkan Pondasi Pers yang Bermartabat
"Masyarakat NTT punya ikatan emosional tersendiri dengan Kompas dan Bapak Jakob Oetama, karena punya jasa untuk mendirikan Kompas," kata Marius.
Bahkan, banyak putra dan putri asal NTT juga bekerja di Kompas Gramedia.
"Pak Jakob Oetama sebagai pemimpin umum atau pendiri Kompas tahu persis bagaimana peranan masyarakat NTT dalam pendirian Harian Kompas, sehingga kita sangat berdukacita atas wafatnya almarhum," kata dia.
Pemerintah NTT, menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap kerja keras dan jasa Jakob Oetama dalam mendirikan Kompas Gramedia.
Kompas Gramedia, kata Marius, juga menerbitkan sejumlah buku berkualitas.
Marius menyebutkan, masyarakat Indonesia sangat kehilangan Jakob Oetama karena jasa-jasanya dalam membangun dan mencerdaskan bangsa, termasuk NTT.
Baca: Wagub NTT Josef Nae: Masyarakat Kami Daya Tahan Tubuhnya Kuat Karena Rajin Konsumsi Daun Kelor
Baca: Effendi Gazali: Jakob Oetama Selalu Berkomunikasi dengan Hatinya, sangat Menyentuh
Banyak buku bermutu yang diterbitkan Gramedia dan menjadi referensi masyarakat Indonesia dan NTT.
Buku itu menjadi sumber ilmu bagi masyarakat.
"Jakob Oetama bukan milik nasional, tapi juga milik NTT karena kita punya peranan mendirikan Harian Kompas dan kita punya sejarah tentang itu," kata Marius.