Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

IDI Catat 109 Dokter Meninggal Selama Pandemi Covid-19, Terbanyak Dokter Umum

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memberikan peta sebaran jumlah dokter yang meninggal selama Pandemi Corona atau Covid-19 di Indonesia.

Penulis: Daryono
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
zoom-in IDI Catat 109 Dokter Meninggal Selama Pandemi Covid-19, Terbanyak Dokter Umum
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Petugas pemakaman membawa peti jenazah pasien suspect virus corona atau Covid-19 di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat, Selasa (31/3/2020). Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan dua tempat pemakaman umum (TPU) untuk memakamkan pasien terjangkit virus corona (Covid-19) yang meninggal dunia, yakni di TPU Tegal Alur di Jakarta Barat dan TPU Pondok Ranggon di Jakarta Timur. Di Surabaya, dilaporkan ada jenazah pasien Covid-19 yang sempat tertukar. 

TRIBUNNEWS.COM - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memberikan peta sebaran jumlah dokter yang meninggal selama Pandemi Corona atau Covid-19 di Indonesia.

Data ini diperoleh dari Survey dan Pencatatan Pelaporan dari Tim Mitigasi Dokter Pandemi Covid-19 PB IDI.

Hingga Kamis (10/9/2020), IDI mencatat terdapat 109 dokter meninggal selama Pandemi Covid-19. 

Dari 109 orang tersebut, tujuh orang merupakan guru besar, 53 dokter umum, dan 49 dokter spesialis.

109 dokter meninggal selama Pandemi Covid, per Kamis (10/9/2020)
109 dokter meninggal selama Pandemi Covid, per Kamis (10/9/2020) (Twitter @PBIDI)

Sementara berdasarkan sebaran wilayah, dokter yang meninggal terbanyak berada di Jawa Timur yakni 29 dokter.

Urutan kedua yakni di Sumatera Utara, di mana dokter yang meninggal sebanyak 20 orang.

Lalu, di peringkat ketiga ada di DKI Jakarta dengan jumlah dokter meninggal sebanyak 13 orang. 

Baca: Suaminya Dokter di Rumah Sakit Rujukan Pasien Covid-19, Isyana Sarasvati Cemas

Berita Rekomendasi

Berikut data lengkap sebaran dokter meninggal berdasar wilayah sebagaimana dikutip dari akun twitter PB IDI, @PBIDI, Jumat (11/9/2020): 

  • Jawa Timur: 29 dokter
  • Sumatera Utara: 20 dokter
  • DKI Jakarta: 13 dokter
  • Jawa Barat: 10 dokter
  • Jawa Tengah: 8 dokter
  • Sulawesi Selatan: 6 dokter
  • Bali: 4 dokter
  • Kalimantan Selatan: 4 dokter
  • Sumatera Selatan: 4 dokter
  • Kalimantan Timur: 3 dokter
  • Kepulauan Riau: 2 dokter
  • DIY: 2 dokter
  • Papua Barat: 1 dokter
  • NTB: 1 dokter
  • Banten: 1 dokter
  • Aceh: 1 dokter
Sebaran dokter meninggal selama Pandemi Covid-19 per Kamis (10/9/2020).
Sebaran dokter meninggal selama Pandemi Covid-19 per Kamis (10/9/2020). (Twitter @PBIDI)

Terkait kematian dokter tersebut, PB IDI telah menyelesaikan pedoman terkait standar perlindungan untuk dokter.

Pedoman itu sebagai upaya pencegahan penularan infeksi Corona terhadap para tenaga kesehatan.

Kematian Tenaga Kesehatan di Indonesia Relatif Tinggi di Dunia

Direktur Ekskutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid menyebut, jumlah tenaga kesehatan yang gugur akibat Covid-19 di Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.

"Setidak-tidaknya ada 181 tenaga kesehatan yang meninggal dunia dengan angka tersebut ini termasuk rincian 112 dokter dan juga 69 perawat."

"Dengan angka ini Indonesia berada di jajaran negara dengan angka kematian tenaga kesehatan yang terbesar di dunia," ujar Usman dalam acara peluncuran pusara digital bagi tenaga kesehatan, Sabtu (5/9/2020), sebagaimana dilansir Kompas.com.

Baca: Idap Tumor Kelenjar Getah Bening, Umi Pipik Akui Tak Mau Minum Obat Dokter hingga Siapkan Kain Kafan

Usman memaparkan, Amnesty International menemukan setidaknya ada 7.000 tenaga kesehatan yang meninggal akibat terinfeksi Covid-19 di seluruh dunia.

Negara dengan jumlah kematian tenaga kesehatan tertinggi adalah Meksiko sebanyak 1.320 orang.

Lalu, Amerika Serikat sebanyak 1.077 orang, India 573 orang, Brazil 324 orang, dan Afrika Selatan 240 orang.

Menurut Usman, dalam sudut pandang hukum internasional, setiap negara wajib memastikan warganya terlindungi, termasuk para tenaga kesehatan.

"Khusus terhadap penanganan Covid, negara-negara diwajibkan untuk menempuh segapa upaya maupun langkah-langkah yang efektif dalam pencegah penularan wabah maupun juga dalam melindungi para tenaga kesehatan," jelasnya.

Covid-19 bukan konspirasi

Perwakilan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Eva Sri Diana mengatakan, banyaknya tenaga kesehatan yang gugur akibat Covid-19 menunjukkan bahwa virus corona bukan konspirasi.

Untuk itu, ia meminta masyarakat selalu waspada terhadap bahaya Covid-19.

Selain itu, juga agar tidak lagi menganggap pandemi Covid-19 sebagai konspirasi yang menguntungkan para tenaga kesehatan.

"Ratusan nakes yang gugur menunjukkan bahwa Covid-19 itu bukan konspirasi kami para dokter, bukan konspirasi kami para tenaga kesehatan."

"Tetapi itu adalah fakta yang memang harus kita hadapi bersama," kata Eva, dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com.

Eva mengungkapkan, para dokter selalu merasa teriris hatinya setiap kali mendengar kabar ada rekan sejawatnya yang gugur akibat Covid-19.

Kendati demikian, para dokter tidak boleh gentar melawan Covid-19, meski ancaman Covid-19 sangat nyata.

Sebab, para dokter telah terikat pada sumpah dan etika profesi dokter.

"Kami tetap pada sumpah dan janji kami melayani pasien sampai titik darah penghabisan."

"Sampai wabah Covid- ini berakhir, sampai ini selesai," terang Eva.

Baca: Jumlah Dokter Paru di Indonesia Tak Sebanding dengan Populasi, Tugas di Masa Pandemi Kian Berat

Eva meminta agar masyarakat untuk mempercayai dan mendukung kerja-kerja para tenaga kesehatan untuk menolong sesama.

"Mohon dukung kami, jangan kami dimusuhi di lapangan, jangan kami dianggap mencari keuntungan di tengah wabah."

"Mohon kepada rakyat Indonesia, tolong patuhi protokol kesehatan," tegas Eva.

(Tribunnews.com/Daryono/Nanda)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas