Polemik Pasukan Rajawali Bentukan BIN, Ini Kata Pengamat Intelijen
Menurut Ridlwan, sesuai pidato Kepala BIN Budi Gunawan dalam acara itu, BIN menyiapkan agen agen khusus yang siap bertugas dalam situasi medan apapun.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Publik terkejut dengan penampilan Rajawali yang merupakan agen-agen khusus milik Badan Intelijen Negara (BIN) dalam acara perubahan statuta Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) pada Rabu (9/9/2020) lalu.
Terutama saat ditampilkan demo keterampilan Rajawali.
"Setahu saya itu bukan pasukan, pleton maupun kompi seperti definisi militer, melainkan agen-agen yang memiliki kemampuan khusus," ujar pengamat intelijen dari Universitas Indonesia (UI) Ridlwan Habib ketika dihubungi Tribunnews.com, Minggu (13/9/2020).
Menurut Ridlwan, sesuai pidato Kepala BIN Budi Gunawan dalam acara itu, BIN menyiapkan agen agen khusus yang siap bertugas dalam situasi medan apapun.
"Penugasan sebagai agen, bukan seperti pasukan dalam definisi militer," ucap Ridlwan.
Alumni S2 Intelijen UI itu menjelaskan, agen khusus Rajawali yang memang dilatih kemampuan tempur agar mampu survive dalam situasi khusus.
"Misal masuk ke pedalaman Papua, atau ke garis belakang Isis di perbukitan Afghan. Itu semua butuh stamina dan skill survival yang kuat," jelas Ridlwan.
Dia meyakini Rajawali hanyalah sandi operasi atau pelatihan dan tidak sebagai pasukan baru.
"Tolong baca ulang UU intelijen nomor 17 tahun 2011 dan Perpres tentang BIN, disana jelas diatur nomenklatur dan struktur BIN, tidak ada model pasukan tempur apalagi semacam batalyon baru, "ujar Ridlwan.
Lebih jauh Direktur The Indonesia Intelligence Institute itu menilai penampilan Rajawali yang bahkan live streaming di youtube sebagai strategi detterence bagi agen-agen asing yang beroperasi di Indonesia.
"Ini kode yang luar biasa dari BIN kepada agen-agen intelijen asing di Indonesia agar jangan coba-coba main-main mengganggu kedaulatan Indonesia, langkah yang cerdas," kata Ridlwan.
Dia menilai, keberadaan Rajawali tidak melanggar UU Intelijen maupun nomenklatur BIN karena itu tidak perlu dikhawatirkan semua pihak.
"Justru kalau BIN punya kualitas agen yang siap dalam situasi apapun mustinya membanggakan kita sebagai warga Indonesia, "tegasnya.