Kepala Bakamla RI Ungkap Perdebatan Antara Kapal Bakamla dengan Kapal Coast Guard Cina
Sejauh ini, kata Aan, sikap kapal CCG sendiri terbilang koperatif meski sempat terjadi adu argumen dengan kapal Bakamla.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
Aan mengatakan sejauh ini pihaknya belum ada remcananya menambah kapal patroli lagi di sana.
"Sementara belum. Cukup dua kapal di sana, kemudian Angkatan Laut juga ada. Kemarin kan saya juga berkoordinasi dengan Angkatan Laut untuk memback up dari jarak dua mil di belakang, jadi kalau ada apa-apa dia bisa membantu," kata Aan.
Aan mengatakan dukungan TNI Angkatan Laut dibutuhkan dalam operasi Bakamla mengingat armada TNI Angkatan Laut memiliki peralatan dan perlengkapak yang lebih lengkap.
"Cuma kan kalau dihadapai dengan Angkatan Laut kan juga jurang pas karena ini kan kapal Coast Guard ya dihadap dengan Coast Guard, istilahnya apple to apple. Jangan dihadapi dengan kapal militer. Kalau kapal militer yang datang, nanti eskalasinya meningkat," kata Aan.
Aan mengatakan, Bakmla sebagai simbol negara harus hadir di area yang mendapat perhatian khusus seperti Laut Natuna Utara.
Ke depan, ia juga berharap kementerian lainnya misalnya KKP juga dapat dilibatkan.
"Supaya di situ juga ada kegiatan ekonomi, eksplorasi, ekspolitasi dalam bentuk apa? Ya mengambil ikan oleh kapal-kapal ikan kita. Kemudian Angkatan Laut juga memback up kita untuk sama-sama menjaga ZEE kita," kata Aan.
Atas kejadian tersebut Aan berharap kedepannya Indonesia dapat memanfaatkan hak berdaulat di ZEEI.
Jangan sampai, kata Aan, hak tersebut diganggu negara-negara lain sehingga Indonesia bisa bergiat untuk memanfatkannya melalui eksplorasi, eksploitasi, sumber daya alam yang ada di sana untuk kepentingan ekonomi Indonesia.
Untuk jangka panjangnya, Aan berharap Indonesia dalam hal ini Kementeria Luar Negeri tetap bisa menjalin diplomasi dengan Cina.
"Intinya ke depan kita berharap laut Natuna Utara di dekat Laut China Selatan bukan menjadi daerah konflik. Karena mau tidak mau kalau jadi daerah konflik ini dampaknya ke kita juga, ke Indonesia. Jadi kita berharap, damai, semua pihak mengikuti aturan main sesuai dengan hukum internasional," kata Aan.
Diberitakan sebelumnya Setelah sempat berada di ZEE Indonesia Laut Natuna Utara sejak Sabtu 12 September 2020 lalu, Kapal Coast Guard China 5204 (CCG 5204) akhirnya bergerak keluar Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) di Laut Natuna Utara dengan dibayang-bayangi kapal patroli Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) yakni KN Pulau Nipah 321 pada Senin (14/9/2020) siang.
Aan mengatakan KN Pulau Nipah 321 yang sedang melaksanakan tugas operasi cegah tangkal 2020 di wilayah Zona Maritim Barat Bakamla RI terus berusaha menghalau pergerakan CCG 5204 sejak saat itu.
Kedua kapal, kata Aan, juga melakukan komunikasi intensif dan saling menegaskan posisi dan klaim atas wilayah laut tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.