Kepala Bakamla RI Ungkap Perdebatan Antara Kapal Bakamla dengan Kapal Coast Guard Cina
Sejauh ini, kata Aan, sikap kapal CCG sendiri terbilang koperatif meski sempat terjadi adu argumen dengan kapal Bakamla.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Bakamla RI Laksamana Madya TNI Aan Kurnia mengungkapkan perdebatan antara kapal patroli Bakamla KN Nipah 321 dengan Kapal Coast Guard Cina (CCG) yang sempat masuk Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) di Laut Natuna Utara pada Sabtu (12/9/2020) dan keluar pada Senin (14/9/2020).
Aan mengungkapkan ketika KN Nipah 321 sudah mendatangi kapal CCG, kapal patroli Bakamla tersebut memberitahu kapal tersebut lewat radio bahwa kapal itu tengah berada di ZEEI.
Menurut Aan, sebenarnya kapal itu diperbolehkan jika hanya melintas di kawasan ZEEI.
"Cuma kan masalahnya dia mengapung, lego jangkar, dan itu tidak boleh. Dia menyampaikan bahwa itu wilayahnya dia, yang masuk nine dash line. Kita bilang tidak, keliru, ini kan sesuai dengan aturan internasional, UNCLOS," kata Aan ketika dihubungi lewat telepon oleh Tribunnews.com pada Selasa (15/9/2020).
Setelah terjadi perdebatan di radio, kata Aan, akhirnya kapal CCG keluar dari ZEEI.
Sejauh ini, kata Aan, sikap kapal CCG sendiri terbilang koperatif meski sempat terjadi adu argumen dengan kapal Bakamla.
"Koperatif, hanya saling adu argumen saja di radio," kata Aan.
Aan juga menegaskan etika itu tidak ada dari kedua belah pihak yang melakukan aksi unjuk senjata.
Aan berharap hal itu tidak akan pernah terjadi mengingat hubungan Pemerintah Indonesia dengan Cina baik.
Ia berharap hubungan kedua negaea juga tidak terganggu dengan kejadian itu.
"Tidak ada dong. Janganlah, kita harapkan kan tidak ada. Hubungan kita dengan Cina kan juga baik, ekonomi juga baik, jangan sampai terganggulah dengan kejadian itu. Kita harus tegas, tapi jangan sampai eskalasinya meningkat," kata Aan.
Aan mengungkapkan, hingga Selasa (15/9/2020) sekira pukul 14.00 WIB situasi di Natuna aman dan Kapal CCG telah menjauh dari ZEEI.
Saat ini, kata Aan, ada dua kapal Bakamla operasi cegah tangkal 2020 di wilayah Zona Maritim Barat Bakamla masih berpatroli di Laut Natuna Utara.
Selain itu, kata Aan, ada pula kapal TNI Angkatan Laut yang juga mendukung operasi Bakamla di sana.