Masker Scuba dan Buff Tak Efektif Tangkal Covid-19, Ini Penjelasan Jubir Satgas Penanganan Covid-19
Di masa pandemi Covid-19 ini, masker scuba sempat ngetren digunakan oleh masyarakat karena bentuknya yang elastis.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Tiara Shelavie
- Uji fiktrasi bakteri (bactrial filtration efficiency)
- Uji filtrasi partikulate (particulate filtration efficiency)
- Uji permeabilitas udara dan preasure differential (breathability dari masker)
Baca: Penumpang KRL Tidak Boleh Lagi Gunakan Masker Scuba dan Buff: Tak Efektif Cegah Corona
Menurur dia, makser kain dengan bahan yang lentur seperti scuba akan melar atau merenggang saat dipakai.
Hal ini membuat kerapatan pori kain membesar serta membuka yang mengakibatkan permeabilitas udara menjadi tinggi.
Akibatnya, peluang partikular virus untuk menembus masker pun disebutnya semakin besar.
"Jika pori kain makin besar maka peluang virus masuk akan besar," ungkapnya.
KRL Larang Penumpang Pakai Masker Scuba dan Buff
Sebelumnya, PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI) telah menerapkan protokol kesehatan dengan mewajibkan penumpang mengenakan masker selama naik kereta rel listrik (KRL).
Vice President Corporate Communications PT KCI Anne Purba mengatakan, calon penumpang dianjurkan menggunakan masker yang efektif menahan droplet atau tetesan air.
"Hindari penggunaan jenis scuba maupun hanya menggunakan buff atau kain untuk menutupi mulut dan hidung," kata Anne dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (15/9/2020).
Selain itu, PT KCI juga meminta penumpang KRL untuk menggunakan masker dengan benar, yakni menutupi hidung dan mulut secara sempurna.
"Gunakan setidaknya masker kain yang terdiri dari minimal dua lapisan," kata dia.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Kompas.com/Gloria Setyvani Putri/Muhammad Isa Bustomi)