Ketika Prajurit TNI di Perbatasan Papua Mengadzani Putri Pertamanya yang Baru Lahir Lewat Video Call
Ketika itulah akhirnya Saiful bisa melihat dengan matanya sendiri sosok bayi perempuan pertamanya.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjadi seorang prajurit TNI yang harus menjalankan tugasnya untuk mempertahankan kedaulatan negara di perbatasan negara tidaklah mudah.
Tidak hanya nyawa dipertaruhkan, melainkan juga waktu yang berharga bersama keluarga harus dikorbankan.
Hal itulah yang dialami prajurit Satgas Yonif MR 413/Bremoro Kostrad yang saat ini melaksanakan Tugas Operasi Perbatasan RI-PNG di Provinsi Papua bernama Praka Saiful Zuhri.
Bagaimana tidak, di tengah tugasnya menjaga perbatasan Republik Indonesia - Papua New Guinea, Saiful tidak bisa hadir mendampingi istrinya melahirkan anak pertama mereka di Sukoharjo Jawa Tengah.
Setelah mendapat kabar dari tetangganya pada Selasa (15/9/2020) sekira pukul 21.49 WIB bahwa sang istri melahirkan, Saiful tak kuasa membendung tangisnya, sambil terus mengucapkan puji syukur kepada Allah atas kelahiran putri pertamanya yang lahir dalam kondisi normal dan sehat.
Tak lama kemudian Saiful kemudian menghubungi istrinya melalui video call.
Ketika itulah akhirnya Saiful bisa melihat dengan matanya sendiri sosok bayi perempuan pertamanya.
Sontak dengan penuh semangat bercampur haru, Saiful pun mengumandangkan adzan untuk sang buah hati yang baru hadir mengisi kebahagiaan keluarga mereka.
Baca: KKB Kembali Beraksi di Intan Jaya Papua, Seorang Anggota TNI dan Tukang Ojek Tewas
Ketika ditugaskan untuk bergabung dalam Satgas Pamtas RI-PNG, kata Saiful, istrinya sedang hamil tua.
Namun sebagai prajurit sejati, kata Saiful, tugas di atas segala-galanya.
“Jujur, sebetulnya berat untuk meninggalkan istri dalam kondisi hamil tua, tapi di sisi lain negara sedang membutuhkan, dan saya harus menunaikan janji sebagai prajurit sejati,” ungkap Saiful dalam keterangan Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat yang diunggah di laman resmi TNI Angkatan Darat, tniad.mil.id, pada Jumat (18/9/2020).
Walau dalam situasi yang bisa dibilang berat, Saiful mengaku beruntung karena rekan, senior dan komandannya tak henti memberikan dukungan semangat kepadanya.
“Rekan-rekan di pos sering menanyakan kondisi istri saya. Apalagi Danki yang berada satu pos dengan saya tak henti memberi support. Banyaknya bantuan dari para tetangga di asrama kepada istri membuat saya tenang,” kata Saiful.
Kini Saiful merasa hidupnya telah lengkap berkat kehadiran buah hatinya itu.