Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polemik Pelajaran Sejarah 'Dihapus' dan yang Sebenarnya Dimaksud Kemendikbud, PDIP Menolak

Belakangan, wacana pelajaran Sejarah akan dihilangkan dari kurikulum menjadi sorotan.

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Polemik Pelajaran Sejarah 'Dihapus' dan yang Sebenarnya Dimaksud Kemendikbud, PDIP Menolak
Kompas/A Handoko
Ilustrasi siswa 

Totok menambahkan penggodokan penyederhanaan kurikulum dilakukan dengan prinsip kehati-hatian serta akan melibatkan seluruh pemangku kepentingan pendidikan.

Baca: Gerakan Pemuda Masa Kini Diharapkan Miliki Kecerdasan Sejarah

"Dalam proses perencanaan dan diskusi ini, tentunya Kemendikbud sangat mengharapkan dan mengapresiasi masukan dari seluruh pemangku kepentingan pendidikan, termasuk organisasi, pakar, dan pengamat pendidikan, yang merupakan bagian penting dalam pengambilan kebijakan pendidikan," kata Totok.

Sebelumnya, kabar mengenai penempatan mata pelajaran sejarah sebagai mata pelajaran di SMA terungkap pada draf sosialisasi Penyederhanaan Kurikulum dan Asesmen Nasional tertanggal 25 Agustus 2020.

Menolak Keras

Artikel lain dari Tribunnews.com mengabarkan, PDI Perjuangan menyoroti soal wacana penghapusan mata pelajaran sejarah dalam Penyederhanaan Kurikulum dan Asesmen Nasional.

PDIP monolak keras berbagai bentuk pragmatisme pendidikan, termasuk menghilangkan mata pelajaran Sejarah dari Kurikulum SMA dan SMK.

"Mendikbud Nadiem Makarim tidak paham bagaimana api perjuangan kemerdekaan bangsa lahir atas pemahaman sejarah, dan kemudian memunculkan kesadaran kritis untuk melawan penjajahan; melawan kapitalisme, imperialisme, dan kolonialisme" kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto kepada wartawan, Minggu (20/9/2020).

BERITA REKOMENDASI

Hasto meminta kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk melihat pendidikan dalam pengertian luas, yakni pendidikan yang meletakkan dasar budi pekerti, pendidikan karakter bangsa, sebagai dasar dari kemajuan, dan dengannya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berjalan beriringan sesuai sejarah dan kebudayaan bangsa.

“Belajarlah dari para pendiri bangsa. Belajar ilmu pengetahuan dan teknologi dari Barat dan berbagai belahan dunia lainnya, namun membumikan setiap pengetahuan pada akar sejarah dan kebudayaan bangsa," katanya

Menurutnya, sejarah mempertemukan masa lalu, mengambil nilai, cita-cita dan akar kebudayaan suatu bangsa dari masa lalu, dirangkai dengan kondisi saat ini, dan terciptalah cita-cita masa depan sebagai satu benang merah sejarah peradaban bangsa.

“Bung Karno dalam pembuangan di NTT dan Bengkulu, paling gemar mengajar sejarah. Sejarah yang membangun cita-cita kemerdekaan; sejarah yang mengangkat akar nusantara sebagai bangsa besar yang mewarnai peradaban dunia," katant.

PDI Perjuangan sangat menyesalkan bagaimana sosok seperti Pak Nadiem Nakarim memiliki kesadaran yang rendah tentang makna sejarah tsb.

“Kalau kita berkunjung ke Museum, seluruh kader diajarkan suatu pesan: anda boleh meninggalkan gedung museum sejarah, tetapi jangan pernah meninggalkan sejarah. Suatu bangsa akan kehilangan masa depan apabila meninggalkan sejarah," katanya.

(Tribunnews.com/ Chrysnha, Fahdi Fahlevi, Reza Deni)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas