Webinar KSDI yang Dipandu Ara Sirait Kembali Sedot Perhatian Publik
Maruarar mengatakan bahwa kurva Covid-19 hingga saat ini belum turun sehingga diperlukan langkah-langkah terobosan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Webinar Nasional kedua Kelompok Studi Demokrasi Indonesia (KSDI) bertemakan “Strategi Menurukan Covid-19, Menaikkan Ekonomi” kembali menyedot perhatian publik.
Webinar melalui aplikasi zoom dan live streaming Youtube ini dihadiri partisipan hingga 1.800 orang, pada Minggu (20/9/2020) sore hingga malam.
Partisipan webinar ini adala kepala daerah, politisi, aktivis, mahasiswa, dosen, guru, pimpinan media, pengusaha, artis, penyanyi, pegiat seni dan kebudayaan, birokrat, tokoh agama, tokoh masyarakat serta masyarakat pada umumnya, dari berbagai daerah di Indonesia.
Ada juga peserta yang tinggal di luar negeri, seperti di Inggris dan Malaysia.
Webinar kedua ini kembali dipandu oleh Ketua Dewan Pembina KSDI, Maruarar Sirait.
Saat menyampaikan pengantar, Maruarar mengatakan bahwa dalam mengurus Indonesia, termasuk dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini, tidak ada visi dan misi menteri.
Dengan sistem presidensial, yang ada adalah visi dan misi Presiden.
“Jadi apa yang sudah disampaikan Pak Jokowi seharusnya dijalankan apakah oleh Menko, Menteri atau Badan, TNI dan Polri. Semua mengacu kepada arahan Bapak Presiden,” kata Ara, demikian ia disapa.
Maruarar mengatakan bahwa kurva Covid-19 hingga saat ini belum turun sehingga diperlukan langkah-langkah terobosan.
Ara pun mengapresiasi langkah Presiden Joko Wododo yang menunjuk Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo untuk memimpin penanganan kasus Covid-19 terbesar yang terjadi di sembilan provinsi di Indonesia.
Terkait dengan Webinar, sebagaimana Webinar perdana, KSDI konsisten dan komitmen merumuskan strategi dengan berbasis pada data.
Karena itu, dalam webinar kedua ini menghadirkan tujuh narasumber, yaitu Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto, Ketua Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Epidemiolog Universitas Indonesia Iwan Ariawan, Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri dan Direktur Eksekutif Indobarometer, Bapak M Qodari.
Qodari, jelasnya, adalah seorang seorang surveyor dan seorang intelektual yang mengeluarkan analisa akurat berbasis pada riset dan data.
Sementara Suhariyanto memimpin lembaga BPS yang merupakan lembaga kredibel yang dipercaya publik. Sementara Iwan Ariawan adalah seorang epidemiolog yang senantisa menggunakan sains.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.