Yuk Jaga Kesehatan Reproduksi: Pahami dan Rencanakan dengan Nyaman Kontrasepsimu
Saat ini Indonesia sedang menghadapi pandemi Covid-19 yang kemudian berdampak pada seluruh aspek kehidupan termasuk penyelenggaraan pelayanan KB.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini Indonesia sedang menghadapi pandemi Covid-19 yang kemudian berdampak pada seluruh aspek kehidupan termasuk penyelenggaraan pelayanan KB.
Berdasarkan data statistik rutin BKKBN, capaian peserta KB baru mengalami penurunan secara signifikan dari 422.315 pada bulan Maret 2020 menjadi 371.292 dan 388.390 pada bulan April dan Mei 2020.
Di samping itu terdapat beberapa tantangan dalam pelayanan KB pada masa pandemi ini diantaranya keterbatasan akses terhadap pelayanan di fasilitas kesehatan, kebutuhan alat pelindung diri (APD) yang memadai dan memenuhi standar bagi petugas pelayanan KB, serta penerapan pelayanan KB di era new normal dengan memperhatikan protokol kesehatan.
Adanya pandemi Covid-19 kemudian juga berdampak pada peningkatan kehamilan tidak diinginkan (KTD) di beberapa wilayah sebagai akibat dari penurunan kesertaan KB dan peningkatan angka putus pakai kontrasepsi.
"Penurunan akses layanan fasilitas kesehatan berdampak pada terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan yang presentasinya hampir mencapai 17,5%," ungkap Kepala BKKBN Hasto Wardoyo.
"BKKBN juga berkomitmen capai tujuan Family Planning 2020 dan menjamin akses ketersediaan kontrasepsi yang berkualitas dan terus memberikan informasi dan edukasi terkait kesehatan reproduksi dan kontrasepsi kepada masyarakat," tambah Hasto.
Dalam rangka mengatasi hambatan akses kontrasepsi selama pandemi, BKKBN melakukan beberapa langkah strategis.
Seperti, layanan kontrasepsi bagi satu juta akseptor dari rumah ke rumah di seluruh Indonesia, membuat sistem informasi secara masif dengan menggunakan multi-level networking (mencakup 34 provinsi, 514 kabupaten, 23.400 penyuluh lapangan dan 1,2 juta kader), dan memaksimalkan teknologi digital yaitu; KlikKB dalam pemberikan konseling kontrasepsi.
Selain itu, Untuk terus meningkatkan komitmen masyarakat Pasangan Usia Subur (PUS) dalam ber-KB diperlukan pula adanya dukungan dari berbagai pihak terkait antara lain stakeholder, provider medis dan mitra kerja baik pemerintah maupun swasta untuk memberikan pelayanan KB yang berkualitas.
Karenanya sangat penting untuk terus menjalin kerja sama dalam meningkatkan komitmen dan dukungan dari berbagai pihak untuk percepatan pencapaian program Bangga Kencana.
Oleh karena itu, dipandang perlu dilaksanakan serangkaian kegiatan dalam rangka memperingati Hari Kontrasepsi Sedunia/ World Contraception Day (WCD) yang diperingati setiap tanggal 26 September.
Pada WCD Tahun 2020 dilakukan sosialisasi dan publikasi terkait peringatan WCD, antara lain Launching Aplikasi Klik KB,; Bulan Pelayanan KB MKJP; Sertifikasi Kompetensi Bidan Terlatih; Lomba covering jingle BKKBN “ Berencana Itu Keren”; Webinar Series: Gynecology Practice for General Practitioner (GP4GP); Lomba Senam Sajojo dan Sajojo Serentak; Webinar Indeks Kualitas Pelayanan KB; Empowering Women’s Choices for the Next 60 Years APAC Virtual Summit; Peresmian Tugu Kontrasepsi di DIY; dan Webinar dalam Rangka Hari Kontrasepsi Sedunia Tahun 2020.
Pada peringatan WCD 2020 ini dengan pesan kunci “Pahami dan Rencanakan dengan Nyaman” penting untuk mengarahkan masyarakat tentang kontrasepsi menjadi lebih dari sekadar alat untuk mencegah terjadinya kehamilan, tetapi untuk mewujudkan kehidupan reproduksi yang sehat agar terhindar dari kehamilan tidak diinginkan serta kesakitan dan kematian karena kehamilan terlalu muda, terlalu tua, terlalu rapat/dekat, dan terlalu sering/banyak.
Hal tersebut diiringi dengan upaya peningkatan pemahaman komprehensif tentang ragam jenis serta kelemahan dan kelebihan masing-masing alat/obat kontrasepsi.
Semakin banyak tahu ragam jenisnya, semakin banyak tahu pilihan sesuai dengan yang dibutuhkan. Semakin banyak tahu kelemahan dan kelebihannya, semakin tenang dan nyaman menggunakannya karena terhindar dari rumor, mitos, dan ketakutan.(*)