Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

FAKTA-FAKTA Film G30S/PKI: Biaya Produksi Termahal di Masanya hingga Beberapa Adegan Tuai Perdebatan

Film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI atau dikenal dengan film G30S/PKI ternyata ada beberapa fakta di dalamnya. Berikut fakta-fakta film G30S/PKI.

Penulis: Daryono
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in FAKTA-FAKTA Film G30S/PKI: Biaya Produksi Termahal di Masanya hingga Beberapa Adegan Tuai Perdebatan
TribunWiki
Poster film G30S/PKI 

"Dari sisi teknis, termasuk perihal efek suara, kualitas akting, sudut pengambilan gambar, dan musik, film Pak Arifin tersebut tentu saja tetap ada kekurangannya," kata Bayu.

"Saya tumbuh dengan bahasa-bahasa film yang lebih modern dibandingkan dengan apa yang ada di film tersebut," ujar Bayu, yang juga berprofesi sebagai dosen.

4. Jalan Cerita dan Beberapa Adegan Tuai Perdebatan

Pasca-Orde Baru runtuh, sejumlah pihak menyoroti kebenaran cerita film G30S/PKI.

Sejumlah adegan dan penggambaran sosok dalam film juga dipertanyakan karena dianggap tak sesuai dengan kenyataan.

Di antaranya adalah soal adegan DN Aidit merokok.

Baca: Kader PDIP Kritisi Pernyataan Gatot Nurmantyo Soal Pergantian Jabatannya karena Putar Film G30S/PKI

Baca: Arief Poyuono soal Gatot Diganti Gegara Nobar Film G30S/PKI: Isu Basi Selalu Ditiup Tiap September

Mengutip Intisari, menurut anak DN Aidit, Ilham Aidit, penggambaran ayahnya merokok tidaklah benar.

BERITA TERKAIT

Namun, majalah Intisari yang terbit pada Maret 1964 berisi keterangan yang sebaliknya.

Intisari yang melakukan wawancara dengan DN Aidit selama dua jam itu menerangkan bahwa tokoh PKI tersebut banyak minum, merokok, dan menikmati secangkir kopi pahit.

Perwira TNI yang menjadi eksekutor Aidit bercerita saat penangkapan Aidit di Solo.

Ada puntung rokok yang sempat dinikmatinya.

Sebelum dieksekusi mati, Aidit juga sempat meminta rokok kepada petugas pemeriksa.

Adegan lainnya yang dipersoalkan adalah mata dicongkel yang dinilai tak sesuai dengan fakta.

Baca: TB Hasanuddin: Pergantian Jenderal Gatot Nurmantyo Tak Ada Hubungannnya Dengan Nobar Film G30S/PKI

Baca: Istana Sebut Gatot Nurmantyo Kebablasan Kaitkan Pencopotan Panglima TNI dengan Film G30S/PKI

Imelda Bachtiar, penulis memor kesejarahan, mewawancarai dr Liem Joe Thay yang kemudian lebih dikenal dengan Prof Arief Budianto, kini telah almarhum, Guru Besar Kedokteran Forensik UI.

Ia salah seorang dokter non-militer yang saat itu diminta bergabung dengan Tim Kedokteran ABRI untuk memeriksa mayat enam perwira tinggi dan satu perwira pertama korban, pada malam 4 Oktober sampai dini hari 5 Oktober 1965.

Bagian terpenting dari wawancara itu yang juga dikutip oleh Julius Pour dalam bukunya Gerakan 30 September, Pelaku, Pahlawan dan Petualang (Penerbit Buku Kompas, 2010) adalah ketika Prof Arief menyatakan, “Satu lagi, soal mata yang dicongkel. Memang, kondisi mayat ada yang bola matanya copot, bahkan ada yang sudah kontal-kantil. Tetapi itu karena sudah tiga hari terendam air di dalam sumur dan bukan karena dicongkel paksa. Saya sampai periksa ulang dengan saksama tapi matanya dan tulang-tulang sekitar kelopak mata. Apakah ada tulang yang tergores? Ternyata tidak ditemukan...”

Agus Surono bertanya pada Prof Arief, mengapa di film ada adegan penyiksaan yang sadis dengan mencungkil bola mata, “Itu semua tidak ada, pemeriksaan mayat membuktikannya. Film itu kan propaganda Orde Baru,” demikian Prof Arief.

(Tribunnews.com/Daryono) (Intisari/Agus Surono) (Kompas.com/Luthfia Ayu Azanella)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas