Gugat Menkumham Soal Kepengurusan Partai Berkarya, Ini Sumber-sumber Kekayaan Tommy Soeharto
Tommy menggugat Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly ke Pengadilan Tata Usaha Negara
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Berkonflik dengan mantan Danjen Kopassus, Muchdi Purworandjono atau Muchdi Pr, putra bungsu Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto kembali menjadi sorotan.
Perseteruan terjadi mengenai kepengurusan Partai Berkarya.
Tommy menggugat Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta karena mengesahkan kepengurusan DPP Partai Berkarya periode 2020-2025 pimpinan Muchdi Pr.
Sebagaimana diketahui, Partai Berkarya yang dipimpin Muchdi Purwopranjono menerima Surat Keputusan (SK) tentang Pengesahan Perubahan Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Partai Berkarya periode 2020-2025 dari Kementerian Hukum dan HAM.
SK tersebut diterbitkan Kemenkumham pada 30 Juli 2020 dengan Nomor M.HH-17.AH.11.01 TAHUN 2020.
Baca: Perebutan Kursi Dewan Pembina Partai Berkarya Memanas, Kubu Muchdi PR Mau Gusur Tommy Soeharto
Dengan demikian, terdapat perubahan mendasar di kepengurusan DPP Partai Berkarya yang sebelumnya dipimpin Tommy Soeharto.
Konflik ini pun kembali membuat nama Tommy Soeharto, putra bungsu penguasa Orde Baru, Soeharto jadi sorotan.
Tommy lahir pada 15 Juli 1962 atau kini berusia 58 tahun.
Tommy Soeharto juga dikenal sebagai Pangeran Cendana karena digadang-gadang sebagai pewaris trah bapaknya yang berkuasa hampir 32 tahun.
Tommy masih balita saat peristiwa G30 September yang jadi salah satu sebab lengsernya Presiden Soekarno.
Baca: Tommy Soeharto Gugat Menkumham, Sekjen Partai Berkarya Bilang Aneh
Praktis setelah Soeharto naik menjadi Presiden RI ke-2, Tommy Soeharto tumbuh besar di lingkungan orang paling berkuasa di Indonesia.
Selama periode rezim Orde Baru itu, Tommy mengikuti jejak para kakaknya yang terjun ke dunia bisnis.
Tommy muncul sebagai salah satu pengusaha papan atas di usia masih sangat muda.
Di umurnya yang baru 30-an tahun, Tommy Soeharto tercatat sudah memiliki banyak sekali perusahaan.
Grup bisnisnya ini kemudian dikenal dengan Grup Humpuss.
Berikut sumber uang Tommy Soeharto:
1. Humpuss
PT Humpuss adalah perusahaan induk milik Tommy Soeharto.
Perusahaan ini berdiri pada tahun 1984 dan berkantor pusat di Gedung Granadi Jakarta, salah satu aset properti milik Yayasan Supersemar yang pernah disengketakan di pengadilan karena kasus penyelewengan dana yayasan tersebut.
Dilihat dari laman resmi perusahaan, kelompok usaha ini bergerak di sektor pelayaran, pesawat charter, pertambangan, distribusi migas dan bahan kimia, pertanian, petrochemical, properti, manajemen aset.
Humpuss sendiri merupakan holding dari PT Humpuss Intermoda Transportasi, PT Humpuss Pengolahan Minyak, PT Humpuss Patragas, PT Humpuss Trading. Di PT Humpuss, Tommy Soeharto menjabat sebagai Komisaris Utama.
Perusahaan membangun kapal pertamanya, Ekaputra di tahun 1986.
Ekaputra memiliki bobot 78.988 DWT yang menjadikannya sebagai kapal LNG terbesar di dunia pada saat itu. Humpuss banyak mendapat kontrak pengiriman dari BUMN migas Pertamina.
2. Hotel Lorin
Tommy Soeharto merambah bisnis perhotelan lewat bendera PT Lor Internasional Hotel.
Hotel yang dikelola dari mulai kelas budget hingga bintang 5.
Sebanyak 4 hotel miliknya berada di wilayah Solo.
Jaringan hotel Lorin tersebar di berbagai kota besar di Indonesia antara lain Lorin Sentul, Lorin Solo, Lorin Belitung, Lorin Kuta, Syariah Hotel Solo, Hotel Amantis Demak, Hotel Noormans Semarang, dan Loji Hotel Solo.
3. Sirkuit Sentul
Sirkuit Sentul merupakan arena balapan yang berada di Babakan Madang, Sentul, Bogor.
Panjang lintasanya yakni lebih kurang 4 kilometer yang biasa diperuntukkan untuk ajang balapan skala internasional.
Sirkuit ini dibangun Tommy untuk merealisasikan visinya membangun olahraga balap nasional yang saat itu menjabat sebagai Ketua Umum PB Ikatan Motor Indonesia pada tahun 1986.
Sirkuit Sentul bahkan pernah digunakan untuk MotoGP pada tahun 1996 dan 1997 yang membawa Michael Doohan sebagai jawarannya di kelas 500cc.
Pengelolaan Sirkuit Sentul berada di bawah PT Sarana Sirkuitindo Utama yang sebagian besar sahamnya dimiliki Tommy Soeharto.
4. Goro
Tommy Soeharto juga merambah bisnis ritel dengan mendirikan super grosir Goro yang dikelola PT Berkarya Makmur Sejahtera.
Di perusahaan itu, Tommy bertindak sebagai komisaris utama.
Sejak Oktober 2018, Goro telah berdiri di lima titik yakni Wonosobo, Surabaya, Bandung, Cibubur, dan Papua.
Perusahaan akan terus membuka gerainya di berbagai kota.
Meski namanya sama, Tommy Soeharto menegaskan Super Grosir Goro tak terkait dengan perusahaan PT Goro Batara Sakti yang terseret kasus tukar guling tanah (ruislag) milik Bulog beberapa tahun silam.
Tommy punya target besar menjadikan Goro bisa menjangkau setiap kabupaten dan kota melalui jaringan distribusinya.
Untuk jaringan distribusi, Goro bakal bermitra dengan warung-warung baik yang berjualan secara daring maupun luring.
Warung-warung itu juga nantinya bakal dibekali pembinaan dari manajemen Goro.
5. Properti mewah
Dikutip dari Kontan, Tommy Soeharto juga gencar mengembangkan bisnis properti kelas atas.
Salah satunya lewat pengembangan proyek golf resort bertajuk Black Rock Golf and Resort di Kawasan Pariwisata Tanjung Tinggi, Kabupaten Belitung.
Proyek Black Rock Golf akan dibangun di lahan seluas 100 hektare .
Sekitar 70 ha dari lahan tersebut akan dibangun menjadi lapangan golf dan driving range, 5 ha untuk Golf Club House dan Hotel bintang empat, dan 25 hektare akan dikembangkan menjadi tujuh klaster residensial villa mewah dengan jumlah 300 unit.
Black Rock Golf hanya sebagian dari rencana besar Tommy di Belitung.
Rencananya dirinya bakal mengembangkan township di lahan seluas 715 hektare lewat PT Putra Ciptawahana Sejati (Ranati).
Targetnya tahun 2023 seluruh proyek ini selesai.
Menurut Tommy, proyeknya yang di Belitung sudah 18 persen rampung.
Selain itu Tommy juga terlibat dalam pengembangan properti multifungsi Mangkuluhur City di Jalan Gatot Subroto, Jakarta.
6. Pesawat Charter
Gatari Hutama Air Service atau lebih dikenal dengan nama Gatari Air Service adalah sebuah maskapai penerbangan yang melayani penyewaan helikopter dan juga pesawat terbang terutama bagi perusahaan-perusahaan perminyakan.
Perusahaan penerbangan ini sebenarnya masih dalam merupakan anak perusahaan dari Grup Humpuss.
Kantornya berpusat di Bandara Halim Perdana Kusuma.
7. Bisnis lain
Tommy juga memiliki beberapa bisnis lainnya. Beberapa bisnis yang dijalankannya sudah tak lagi aktif seperti perdagangan cengkeh.
Tommy Soeharto pernah memonopoli perdagangan dan pendistribusian cengkeh dari petani ke pabrik rokok melalui Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh (BPPC).
Tommy juga tercatat pernah berkibar di bisnis otomotif saat pemerintah meluncurkan program mobil nasional bernama Timor ( profil Tommy Soeharto).
Presiden Soeharto memberikan izin impor 45.000 unit mobil Timor pada 1996 untuk memuluskan ide pengembangan mobil nasional di bawah bendara PT Timor Putra Nasional lewat penunjukan langsung.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gurita Bisnis Tommy Soeharto, Sang Pangeran Cendana"