Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hari Batik Nasional Diperingati Tiap Tanggal 2 Oktober, Berikut Alasan dan Sejarah Batik Indonesia

Hari Batik Nasional Diperingati Tiap 2 Oktober karena UNESCO menetapkan batik Indonesia sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi

Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Hari Batik Nasional Diperingati Tiap Tanggal 2 Oktober, Berikut Alasan dan Sejarah Batik Indonesia
freepik.com/user4344078
Berikut kumpulan ucapan Selamat Hari Batik Nasional yang diperingati setiap 2 Oktober. Cocok dibagikan lewat WhatsApp, Instagram, Facebook, atau Twitter. 

Satu dari beberapa ciri khas batik yakni cara menggambar motif pada kain yang menggunakan alat khusus yang disebut canting.

Batik pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto yang saat itu mengenakan batik di Konferensi PBB yang membuat batik semakin kenal.

Baca: Hari Ini Hari Batik, Ini Jejak Sejarah Batik, Dari Zaman Mesir Kuno Hingga Era Penyebaran Islam

Perkembangan sejarah batik di Indonesia dimulai pada zaman kuno.

Kala itu, teknik mewarnai kain dengan menggunakan lilin merupakan salah satu bentuk seni kuno.

Teknik yang ditemukan di Mesir ini telah dikenal sejak abad ke-4 SM, dengan penemuan kain pembungkus mumi yang dilapisi lilin sehingga membentuk sebuah pola.

Di Asia, teknik serupa juga diterapkan di China pada masa Dinasti Tang (618-907) serta di India dan Jepang pada periode Nara (645-794).

Sedangkan di Afrika, teknik ini dikenal oleh suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal.

Berita Rekomendasi

Sementara itu, berdasarkan sejarah perkembangannya, batik ternyata telah berkembang sejak zaman Majapahit.

Mojokerto adalah pusat kerajaan Majapahit di mana batik dikenal pada saat itu.

Salah satu kota di Jawa Timur, Tulung Agung juga tercatat dalam sejarah batik.

Pada era penyebaran Islam, Batoro Katong Raden yang merupakan keturunan kerajaan Majapahit membawa ajaran Islam ke Ponorogo, Jawa Timur.

Dalam perkembangan Islam di Ponorogo, terdapat sebuah pesantren yang terletak di daerah Tegalsari yang dipimpin oleh Kyai Hasan Basri yang merupakan menantu raja Kraton Solo.

Batik kala itu masih terbatas di lingkungan istana sampai akhirnya dibawa keluar dari istana dan dikembangkan di Ponorogo.

Daerah batik tua yang dapat dilihat sekarang adalah daerah Kauman dari Kepatihan Wetan yang meluas ke desa Ronowijoyo, Mangunsuman, Kertosari, Setono, Cokromenggalan, Kadipaten, Nologaten, Bangunsari, Bekasi, Banyudono dan Ngunut.

Selanjutnya pada era Kolonial, teknik batik pertama kali dijelaskan dalam buku Sejarah Jawa (London, 1817) yang ditulis oleh Sir Thomas Stamford Raffles.

Pada tahun 1873, Van Rijekevorsel, seorang pedagang Belanda, memberikan sepotong batik yang diperoleh selama kunjungan ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas