Ibadah Umrah di Arab Saudi Dibuka Lagi: Ada Slot Waktu hingga Jemaah Dibatasi 6.000 Per Hari
Setelah lebih dari enam bulan ditutup, pemerintah Kerajaan Arab Saudi akhirnya membuka kembali membuka pintu Masjidil Haram
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Sanusi
Perihal kapasitas misalnya, jemaah yang diizinkan ke Baitullah hanya boleh 30 persen dari kapasitas maksimal atau setara dengan 6.000 orang per hari dibagi beberapa kelompok sesuai dengan slot waktu yang disediakan.
Tiap kelompok mendapat durasi 3 jam. Selain itu, umrah dibuka untuk jemaah domestik dulu selama sebulan, sebelum dibuka untuk jemaah dari luar negeri.
Setelah mengambil miqat dan mengenakan baju ihram, mereka berkumpul di lima meeting point antara lain Al-Gaza, Ajyad, dan Al-Shasha. Fasilitas yang didapat bebas biaya alias gratis. Di sini mereka bersama-sama naik bus menuju Masjidil Haram dengan didampingi tenaga medis profesional.
Di pintu masuk, kamera pendeteksi suhu tubuh akan memindai suhu masing-masing jemaah. Jika ada yang suhunya tinggi atau diduga tertular Covid-19, bel peringatan langsung dibunyikan.
Sementara di dalam lokasi ibadah, pembersihan dilakukan 10 kali sehari termasuk pembersihan pendingin udara. Hal itu dilakukan di tiap jeda masuk rombongan baru.
Pembersihan tersebut tidak terbatas di lokasi ibadah, tetapi juga kamar mandi, kolam, dan eskalator. Sebagai pelengkap, di berbagai sisi Masjidil Haram akan disiapkan hand sanitizer.
Kurang lebih 1.000 petugas telah dilatih dan dikerahkan untuk memastikan semua langkah pencegahan dan pembatasan sosial ditaati jemaah Umrah.
Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali mengatakan, ibadah umrah saat ini dibuka khusus bagi masyarakat Arab Saudi di dalam negeri. Untuk umrah bagi jemaah luar negeri yang direncanakan dibuka pada 1 November belum ada daftar negara yang diperbolehkan masuk ke Saudi untuk umrah.
"Masih menunggu lebih lanjut rekomendasi pemerintah Saudi," ujarnya.
Tahun lalu, total jemaah umrah di Arab Saudi ditaksir mencapai 19 juta orang. Pendapatan dari situ, termasuk menghitung biaya logistik, transport, oleh-oleh, dan konsumsi, bisa mencapai US$12 miliar.
Untuk tahun ini, Pangeran Mohammed bin Salman memasang target minimal ada 15 juta pengunjung. Namun, dengan situasi pandemi, angka tersebut diyakini akan sulit tercapai. Belum diketahui apakah Pangeran Salman sudah mengubah proyeksinya atau belum.(tribun network/rin/dod)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.