Pengamat: Kesejahteraan Petani Bukan Sebatas Pemanis
Kemajuan itu diantaranya terkait penataan dan pengelolan sistem manajemen pangan secara menyeluruh baik di tingkat hulu maupun hilir
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat pangan sekaligus Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Sujarwo, menilai sektor pertanian di era Mentan Syahrul Yasin Limpo terus mengalami kemajuan. Kemajuan itu diantaranya terkait penataan dan pengelolan sistem manajemen pangan secara menyeluruh baik di tingkat hulu maupun hilir yang sudah berjalan on the right track.
Menurut dia, Kementerian Pertanian dibawah komando Syahrul Yasin Limpo telah membuktikan adanya akselerasi kegiatan pembangunan pertanian serta pemantapan ketahanan pangan, energi, dan pengembangan functional food.
"Saya kira Pak Syahrul sebagai menteri pertanian mendapatkan sinyal positif akan pertumbuhan sektor pertanian dan juga kemampuan ekspor. Kita lihat di era sekarang ini telah bermunculan petani milenial yang sukses sehingga dapat mendongkrak kesejahteraan petani," ujar Sujarwo, Kamis (8/10/2020).
Perlu diketahui, Nilai Tukar Petani (NTP) pada September 2020 terjadi kenaikan sebesar 0,99 persen secara bulanan (month to month/mtm) menjadi 101,66 persen. NTP sendiri merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan.
Mengenai hal ini, Sujarwo menyampaikan bahwa gaung komersialisasi dan modernisasi pertanian yang terus disuarakan Kementan mulai terdesiminasi dan memberi stimulasi ke pola modern sektor pertanian. Salah satu indikatornya adalah adanya kemajuan kelembagaan petani, efisiensi (economies of scale) dan juga terbangunnya supply and value chain management.
"Bola pembangunan pertanian sekarang tidak hanya di Kementan saja, tetapi juga ada di lembaga-lembaga penelitian yang menawarkan inovasi dalam pembangunan pertanian, juga di perguruan tinggi dalam lembaga riset dan implementasi merdeka belajarnya (MB-KM) untuk juga berkontribusi dalam peningkatan akselerasi pembangunan pertanian," katanya.
Sebagai informasi, dalam meningkatkan produktivitas dan penjualan hasil komoditas pertanian, Kementan melakukan kerjasama dengan beberapa perusahaan e-commerce di Indonesia. Diantaranya Bukalapak, Tokopedia dan Gojek Indonesia.
Selain itu, kata Sujarwo, kolaborasi yang dibangun oleh Kementan juga dapat memunculkan kesadaran kolektif akan makna pembangunan yang sesungguhnya, yaitu partisipasi aktif seluruh pihak dalam melakukan perbaikan pertanian ke depan secara berkelanjutan.
"Dengan momentum yang ada sekarang harus dimanfaatkan dan akselerasi pembangunan diwujudkan sehingga pertanian yang maju, mandiri, dan modern dapat berimplikasi pada kemakmuran rakyat Indonesia. Lebih lagi, harapannya Indonesia mampu berkontribusi pada penurunan bahaya kelaparan dan kemiskinan dunia sebagaimana target SDGs sampai 2030," tutupnya.(*)