Cerita Naik Pesawat Saat Pandemi Covid-19, Serepot Apa? Begini Lo Prosesnya
Protokol kesehatan jadi langkah serius yang terus digalakan pemerintah guna menekan kasus penyebaran Covid-19 di Indonesia. Termasuk saat naik pesawat
Penulis: Abdul Majid
Editor: Anita K Wardhani
Saya pun langsung menunjukkan surat tersebut, petugas terlihat tidak memeriksa mendetail isi suratnya. Ia hanya melihat stempel dengan tanggal saat ini yang telah diberikan oleh petugas validitas sebelumnya “Iya mas sudah aman, silakan masuk,” ujarnya.
Belum cukup sampai di situ, petugas pemeriksaan tiket selanjutnya juga meminta kita untuk memperlihatkan tiket, KTP dan surat hasil tes rapid.
Selama tiba Bandara Soekarno Hatta hingga menunggu jadwal penerbangan. Saya memantau kondisi di Bandara Soekarno Hatta memang sangat disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.
Mulai dari bangku-bangku yang disekat dengan diberi tanda silang (physical distancing), area antre, pemberitahuan wajib mengenakan masker hingga tersedianya hand sanitizer di setiap toilet.
Masuk di pesawat. Penumpang mengantre rapih sejak pemeriksaan tiket terakhir sebelum memasuki pesawat. Jaga jarak memang jadi hal harus dijalankan sekali dalam hal ini.
Begitu di dalam pesawat, para penumpang yang lebih dulu masuk telah menempati kursinya masing-masing. Kembali, penerapan protokol kesehatan dalam pesawat berplat merah ini sangat terasa.
Jejeran tiga kursi baik di sisi kiri dan kanan khusus bagian tengahnya tidak boleh ditempati penumpang atau dikosongkan. Hal ini guna tetap menjaga jarak meski sudah berada di dalam pesawat.
Tak hanya itu, ketika di perjalanan baik pramugari hingga pilot yang bertugas juga turut mengumumkan dan mengingatkan kepada para penumpang untuk tetap mengenakan masker dan menjaga jarak selama di dalam pesawat.
Begitu tiba di Bandara Adi Soemarmo, Solo. Para penumpang belum selesai begitu saja dalam pemeriksaan tes Covid-19. Mereka harus mendownload aplikasi eHac Indonesia yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan.
Setelah didownload, para penumpang lebih dulu registrasi dengan menggunakan email. Kemudian pilih eHAC, lanjut pilih tambah eHAC Domestik Indonesia (penerbangan dalam negeri).
Setelah memilih itu, para penumpang mengisi data diri mulai dari nama, alamat, tujuan kota, keterangan ada sakit atau tidak apabila tidak tinggal menceklis saja di kolom tidak.
Usai mengisi semua. Terakhir, akan muncul barcode. Barcode ini lah yang akan diperiksa petugas begitu kita sampai di bandara tujuan.
Saya sendiri telah mengisi eHAC sejak di Bandara Soekarno Hatta. Jadi begitu sampai di Bandara Adi Soemarmo tinggal menunjukan bukti barcode sehingga tidak mengisi eHac lagi begitu sampai di bandara tujuan.
Yang harus diingat, surat hasil rapid sebelumnya dan surat keterangan dari rumah sakit harus tetap disimpan sehingga jika kembali ke kota asal tak lagi menjalani tes rapid lantaran surat tersebut berlaku selama 14 hari.