Waspadai Bencana La Nina, Hampir 30 Persen Wilayah Indonesia akan Diguyur Hujan Lebat
Diprediksi, pada Oktober-November seluruh wilayah Indonesia terdampak La Nina kecuali Sumatra dan Papua bagian Timur.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika(BMKG) Dwikorita
Karnawati mengatakan, sekitar 27,5 persen wilayah di Indonesia yang diprediksi akan mengalami hujan dengan intensitas di atas normal.
Hal itu disampaikan Dwi usai rapat terbatas bersama Presiden membahas antisipasi bencana hidrometeorologi, Selasa, (13/10/2020).
"Ada kurang lebih 27,5 persen wilayah di Indonesia yang akan mengalami hujan yang di atas normal. Artinya di luar kewajaran," ujar Dwikorita.
Hujan berlebih tersebut sebagai akibat dari fenomena La Nina di kawasan pasifik yang mempengaruhi kondisi cuaca di Indonesia.
"Diprediksi Oktober-November seluruh wilayah Indonesia terdampak La Nina kecuali Sumatra dan Papua bagian Timur," katanya.
Meskipun tidak terdampak La Nina, menurut Dwi terdapat beberapa daerah di Sumatera yang juga akan diguyur hujan berlebih. Hal itu dikarenakan kondisi topografi wilayah tersebut.
Baca juga: BMKG: Waspadai Puncak La Nina pada Desember, Januari dan Februari
Daerah Sumatera yang diguyur hujan tidak wajar tersebut diantaranya Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Sebagian Bengkulu, Riau, Sebagian Sumatera Utara, dan sebagian Aceh.
"Meskipun dalam prediksi, La Nina tidak sampai ke Sumatera," katanya.
Baca juga: Hadapi La Nina, Kepala BNPB Ajak Masyarakat Bersih-bersih Lingkungan
Selain wilayah Sumatera, hujan dengan intensitas tinggi juga menurut Dwi sudah mulai
terpantau di Sulawesi. Baik itu Sulawesi Selatan, Tengah, Tenggara, maupun Utara.
"Di Sulawesi ini sudah mulai terpantau adanya curah hujan yang intensitasnya tinggi hingga sangat tinggi. Di Jawa Barat juga sudah mulai terpantau," kata dia.
Puncak La Nina Mulai Desember
Dwikorita mengatakan, puncak fenomena La Nina harus diwaspadai bulan Desember, Januari, Februari. La Nina adalah fenomena cuaca yang menyebabkan curah hujan di suatu daerah berlebih.
"Karena La Nina ini bersamaan dengan masuknya musim hujan. Puncak musim hujan Januari Februari. Dan La Nina puncaknya Desember. Sehingga kita perlu mewaspadai puncak La Nina dan musim
hujan dalam kisaran Desember-Januari-Februari," katanya.
Dwi meminta masyarakat untuk terus memonitor perkembangan cuaca melalui aplikasi mobile phone Info BMKG.
Melalui aplikasi tersebut masyarakat dapat melihat prediksi cuaca dalam tujuh hari kedepan. Selain itu dalam setiap tiga jam terdapat info update cuaca.
"Jadi itu yang perlu dimonitor dan untuk meyakinkan bahwa informasi itu diterima masyarakat."
"Kami ada BMKG di daerah-daerah di seluruh wilayah Indonesia sehingga kami kerja sama dengan BPBD, pemda, dan PUPR setempat untuk memastikan masyarakat menerima informasi itu dan menyiapkan langkah langkah yang harus dilakukan," katanya.
Dwi menyatakan, pihaknya berupaya keras agar informasi cuaca sampai ke masyarakat, termasuk memastikan masyarakat mengikuti warning yang dikeluarkan dari prakiraan cuaca tersebut.
Presiden sudah meminta jajarannya untuk bersiap mengantisipasi peningkatan curah hujan di Indonesia akibat fenomena anomali iklim La Nina.
Data menunjukkan, La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi curah hujan bulanan di Indonesia sebesar 20 hingga 40 persen di atas normal.
"Laporan yang saya terima dari BMKG, fenomena La Nina diprediksi akan menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia akan naik 20-40 persen di atas normal," kata Jokowi.
Secara khusus, Kepala Negara menginstruksikan jajarannya untuk segera menghitung potensi dampak yang ditimbulkan kepada sejumlah sektor seperti pertanian, perikanan, dan perhubungan.
"Karena (peningkatan curah hujan) 20 sampai 40 persen itu bukan kenaikan yang kecil," kata dia.
Presiden juga meminta agar informasi mengenai perkembangan cuaca terus disampaikan sesegera mungkin kepada seluruh provinsi.
Dengan itu, pemerintah daerah dapat secara optimal mempersiapkan langkah-langkah pencegahan untuk mengantisipasi pemicu terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah
longsor.
"Saya minta untuk disebarluaskan informasi mengenai perkembangan cuaca secepat-cepatnya ke seluruh provinsi dan daerah sehingga tahu semuanya sebetulnya curah hujan bulanan ke depan ini akan terjadi kenaikan seperti apa," ujarnya.
Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan, pihaknya akan mempersiapkan hotel menjadi tempat pengungsian sementara terkait adanya fenomena cuaca La Nina.
"Solusinya menyiapkan lebih banyak tempat-tempat pengungsian atau penampungan sementara, termasuk bekerjasama dengan sejumlah pihak, perhotelan dan mungkin rumah-rumah masyarakat yang bisa disewa oleh Pemerintah Daerah bekerja sama dengan BPKP," kata Doni.
Dalam upaya penyediaan tempat pengungsian sementara, Ketua Satgas Covid-19 tersebut tak lupa mengingatkan soal potensi penularan virus corona (Covid-19).
Kendati pihaknya juga telah menyiapkan tenda darurat untuk mengantisipasi bencana, dalam
kondisi pandemi jaga jarak menurutnya tetap menjadi prioritas.
Solusinya, dengan menyediakan banyak tempat pengungsian dan bekerjasama dengan sejumlah pihak termasuk perhotelan.
"Nantinya tentu usulan pembiayaan diajukan kepada BNPB," ujar Doni.
Doni mengatakan menyediakan fasilitas pengungsian termasuk jadi prioritas bagi pemerintah menghadapi dampak La Nina saat pandemi.
"Ini untuk menghindari terjadinya risiko (penyebaran covid-19) akibat tempat yang tidak layak dalam pengungsian," ujarnya.
Baca juga: Hujan di Atas Normal Bakal Guyur 27,5 Persen Wilayah Indonesia, BMKG Ingatkan Ancaman Duet La Nina
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta masyarakat mewaspadai terjadinya La Nina. Luhut meminta masyarakat membantu pemerintah dengan mengindahkan warning cuaca yang disampaikan BMKG.
Baca juga: Antisipasi Dampak La Nina, Luhut Binsar Imbau Masyarakat Pantau Peringatan Dini dari BMKG
"Karena itu kita juga minta baik supaya kita masyarakat juga ikut membantu jangan sampai apa namanya tidak menuruti warning yang sudah begitu disebarluaskan oleh BMKG," kata Luhut.
Menurut Luhut. dalam rapat terbatas disebutkan bahwa ramalan cuaca dalam enam
bulan berpotensi terjadinya fenomena.
Fenomena La Nina di Kawasan Pasifik tersebut akan berpengaruh terhadap cuaca di Indonesia.
"Yang dilaporkan tadi adalah bahwa selama enam bulan ke depan ini, itu karena La Nina di Pasifik itu akan berpengaruh pada hujan di Indonesia," kata Luhut.
Luhut mengatakan, curah hujan di Indonesia akan naik 40 persen. Perlu dibuat langkah antisipasi bencana akibat tingginya curah hujan.
"Tadi Bu Korita (Kepala BMKG) mengingatkan bisa saja dan nanti multi-bencana misalnya La Nina ini tadi hujan deras ini atau gempa atau tsunami. Itu perlu diantisipasi," katanya.(Tribun Network/fik/ras/yud/wly)