Gatot Nurmantyo Cs Cekcok dengan Polisi, Dilarang Jenguk Anggota KAMI yang Ditahan
Namun aparat polisi menyampaikan bahwa sejak pandemi Covid-19 Idham tak pernahberkantor di Mabes Polri.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) terlibat cekcok dengan aparat di Baresrim Mabes Polri lantaran tak dizinkan menjenguk para anggota KAMI yang tangkap oleh polisi.
Aparat di Gedung Bareskrim Mabes Polri menolak niat sejumlah elite KAMI yang ingin menjenguk rekan mereka yang ditahan atas tuduhan terkait aksi unjuk rasa menolak omnibus law UU Cipta Kerja (UU Ciptaker).
Awalnya, para rombongan elite KAMI yang terdiri dari mantan Panglima TNI Jenderal
(Purn) Gatot Nurmantyo, mantan Ketua MUI Din Syamsuddin, Rocky Gerung, dan
beberapa tokoh lainnya hendak menemui Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis.
Tujuan kedatangan mereka adalah untuk menyampaikan petisi ke Kapolri.
Baca juga: Berikut Peran dan Kesalahan 3 Deklarator KAMI Menurut Polisi Sehingga Mereka Ditangkap
Namun aparat polisi menyampaikan bahwa sejak pandemi Covid-19 Idham tak pernahberkantor di Mabes Polri.
"Kami bersama dengan divisi-divisi yang ada atau komite-
komite yang ada ingin bertemu Kapolri, tapi dari jawaban tadi, Kapolri selama masaCovid ini lebih banyak tidak ada di kantor,” kata Ketua Komite Eksekutif KAMI, Ahmad Yani.
Para petinggi KAMI mencoba memahami alasan tersebut. Akhirnya mereka
menyampaikan niat untuk menjenguk tiga deklarator KAMI, yakni Syahganda
Nainggolan, Jumhur Hidayat, dan Anton Permana yang ditahan di gedung Bareskrim.
Baca juga: Penangkapan Jumhur Hidayat, Istri Kesal Suami Ditangkap Saat Bersama Keluarga Oleh 30-an Polisi
Yani yang memimpin rombongan itu kemudian mengurus administrasi kunjungan.
Namun rombongan itu kemudian dihalangi oleh polisi yang berjaga di lobi gedung
Bareskrim. Hingga akhirnya terjadilah perdebatan.
”Saya dengar, tapi tidak bisa,” kata aparat berbaju putih tersebut.
”Kami hanya mau menjenguk," kata salah satu loyalis KAMI.
"Saya tahu, saya polisi!" jawab aparat yang menjaga pintu masuk itu lagi dengan
nada keras.
Baca juga: Benarkah KAMI Medan Provokasi Rusuh 1998 Terulang? Berikut 9 Hasutan di Grup WA Tersangka
Situasi pun memanas. Yani lantas mengambil alih keadaan.
Dia mencoba menjelaskan kembali maksud kedatangan mereka kepada petugas.
Ia juga mencoba melobi agar diperbolehkan menuju lantai 15 bertemu dengan Syahganda Nainggolan hingga Jumhur
Hidayat.