Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Indonesia Berharap Konferensi Donor Internasional untuk Rohingya Tak Dicampur Isu Selain soal HAM

Indonesia berharap konferensi yang akan digelar secara virtual tersebut tidak dicampur dengan isu lain yang berbeda penangannya dari HAM dan isu kepen

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Indonesia Berharap Konferensi Donor Internasional untuk Rohingya Tak Dicampur Isu Selain soal HAM
Serambinews.com
Ratusan etnis Rohingnya yang terdampar di Gampong Ujung Blang, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Senin (7/9/2020), beristirahat sambil menunggu keputusan pemerintah terkait nasib mereka. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Konferensi donor internasional untuk pengungsi Rohingya rencana akan digelar pada 22 Oktober 2020.

Indonesia berharap konferensi yang akan digelar secara virtual tersebut tidak dicampur dengan isu lain yang berbeda penanganannya dari HAM dan isu kepengungsian

“Indonesia ingin memastikan tujuan konferensi itu untuk membantu dari aspek kemanusiaan dan aspek kepengungsian,” kata Direktur HAM dan Kemanusiaan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Achsanul Habib secara virtual, Jumat (16/10/2020).

Namun, dijelaskannya Indonesia masih menunggu negara mana saja yang akan diundang dalam konferensi dan untuk mempertimbangkan bentuk partisipasi Indonesia dalam konferensi tersebut.

Menurut Habib isu Rohingya perlu terus diangkat dan jadi perhatian dunia internasional, ditengah isu lain yang menjadi perhatian global.

Indonesia perlu melihat tanggapan dari para peserta yang hadir dalam konferensi donor internasional untuk dimanfaatkan dalam penanganan pengungsi di tanah air.

“Tidak hanya terhadap para pengungsi Rohingya yang datang kemarin, tapi juga dalam hal penanganan pengungsi secara menyeluruh di negara transit seperti di Indonesia,” katanya.

Baca juga: TNI Amankan Wanita Medan yang Hendak Bawa Kabur Perempuan Rohingya

Berita Rekomendasi

Indonesia merupakan negara yang kerap dijadikan negara transit oleh para pengungsi.

Termasuk kedatangan 395 pengungsi Rohingya di Lhokseumawe, Aceh, pada bulan Juni dan September 2020 lalu.

Indonesia juga mempertanyakan mandat secara konkrit dan serius oleh negara-negara dari konvensi 51, serta peran aktif dari UNHCR sebagai badan pengungsi yang juga selaku leading agency.

“Ini yang sering sekali terjadi sesuatu yang berbeda di lapangan, sehingga penanganan pengungsi dilakukan oleh negara transit atau pemerintahan yang jadi tempat transit tersebut seperti Indonesia,” ujarnya.

Indonesia juga akan memastikan bahwa akan bekerjasama dengan negara lainnya yang mungkin diundang pada konferensi tersebut.

“Inti dari kita menghadiri suatu konferensi pertama adalah soal kejelasan isi dari konferensi, kedua yakni prinsip pada saat penyelenggaraan. Apapun itu jika tidak inklusif akan menjadi catatan untuk kita hadir atau tidak,” tambah Dirjen Kerjasama Multilateral, Febrian Alphyanto Ruddyard.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (16/10/2020) konfensi donor internasional diselenggarakan bersama oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Konferensi yang akan diselenggarakan dari Washington, Jenewa dan Bangkok itu bertujuan untuk meningkatkan bantuan guna membantu pengungsi Rohingya di dalam maupun di luar negara asalnya, Myanmar.

Pihak penyelenggara mengatakan krisis yang dihadapi orang-orang Rohingya diperburuk oleh pandemi Corona COVID-19.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas