Koperasi Mahasiswa Harus Bertransformasi Agar Mampu Bersaing di Era Digital
transformasi berorganisasi dan berbisnis bagi kaum milenial mahasiswa bertujuan untuk menciptakan ekosistem koperasi pemuda yang kekinian
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tahun ini merupakan momentum bagi kaum milenial untuk melakukan transformasi cara membangun usaha dan cara berbisnis sesuai tuntutan era ekonomi digital akibat revolusi industri 4.0.
Sebab, era serba digital dewasa ini telah menggiring kaum milenial masuk ke peradaban baru, yaitu selalu ingin berpikir dan bertindak serba instan, cepat, dan mobile.
Baca juga: Hayono Isman: Klaster Koperasi-UMKM dalam UU Cipta Kerja Buka Peluang Kerja dan Berusaha
“Karena itu, mahasiswa harus bisa memanfaatkan Kopma yang ada di hampir semua kampus sebagai ruang untuk mengasah kemampuan berpikir dan berkarya secara kreatif dan inovatif dengan memanfaatkan kemajuan teknologi digital,” kata Pendi Yusup Muchtar, Ketua Umum Koperasi Pemuda Indonesia (Kopindo), Sabtu (18/10/2020).
Baca juga: Koperasi Syariah Dapat Menggerakan Ekonomi Rakyat
Menurut Pendi Yusup, transformasi berorganisasi dan berbisnis bagi kaum milenial mahasiswa bertujuan untuk menciptakan ekosistem koperasi pemuda yang kekinian sehingga mampu memberikan kontribusi terhadap diri, lingkungan, bangsa dan negara.
Harus diakui, lanjut Pendi, di era informasi dan revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan perubahan pesat dan disrupsi besar- besaran, banyak koperasi belum mampu bertransformasi dan berinovasi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.
Ia berharap koperasi mahasiswa yang terus bertransformasi mengikuti perkembangan zaman menjadi energi perubahan bagi kemajuan koperasi Indonesia di masa datang.
“Munculnya bisnis-bisnis baru seperti startup yang serba digital kiranya mendorong Koperasi Mahasiswa untuk segera bertransformasi agar mampu bersaing di era digital ini," katanya.
Baca juga: Menteri Koperasi dan UKM: Manfaat UU Cipta Kerja, Sektor UMKM Dapat Sertifikasi Halal Gratis
Untuk bisa bersaing dalam era perubahan yang begitu cepat saat ini, ide dan gagasan kita harus selalu update. Inovasi harus terus didorong yang ditopang oleh skill mahasiswa koperasi yang mumpuni.
"Dengan begitu, generasi milenial bisa berperan signifikan bagi kemajuan ekonomi Bangsa Indonesia dan berkontribusi nyata dalam pemulihan ekonomi Nasional,” ujar Pendi Yusup yang juga duduk sebagai Ketua Komite Komunikasi dan Teknologi Informasi pada Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin).
Pemerintah berkolaborasi dengan Koperasi Pemuda Indonesia (Kopindo) mendorong terjadinya transformasi koperasi mahasiswa (Kopma) di seluruh Indonesia.
Transformasi Kopma di era digital saat ini sangat strategis bagi eksistensi Koperasi di masa depan.
Kemampuan bertransformasi juga penting agar Kopma bisa berkontribusi nyata bagi pemulihan ekonomi nasional.
Posisi strategis mahasiswa dan Kopma sebagai candradimuka pengembangan Koperasi Indonesia itulah yang mendasari Kementerian Koperasi dan UKM berkolaborasi dengan Koperasi Pemuda Indonesia (Kopindo) menggelar pelatihan perkoperasian bagi mahasiswa untuk seluruh Koperasi Mahasiswa (Kopma) di wilayah Jawa Barat, Lampung, Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Banten.
Agar membawa dampak nyata dan berkelanjutan, pelatihan perkoperasian akan diikuti tahapan inkubasi.
Pelatihan yang diikuti 245 peserta itu dimulai pada tanggal 21 Agustus 2020 di Bandung. Selanjutnya secara berturut-turut digelar di Lampung, Yogyakarta, dan puncaknya di Provinsi Banten. Acara puncak sekaligus penutupan digelar pada Sabtu 17 Oktober 2020 di Hotel Lemo, Serpong.
Online Class dan Inkubasi
Lebih jauh, Pendi Yusup menjelaskan rencana tindak lanjut dari kegiatan pelatihan perkoperasian.
Dikatakan, Kopindo akan menggelar pelatihan online series class sebagai upaya memperluas dan memperbanyak peserta pelatihan dari koperasi-koperasi mahasiswa di seluruh Indonesia. Dalam rangka itu, Kopindo akan bekerjasama dengan semua elemen terkait.
“Kelas online ini berisi materi dan fasilitator pelatihan yang sama agar bisa diakses oleh seluruh koperasi mahasiswa di Tanah Air yang belum mendapatkan materi pelatihan tersebut,” ujar Pendi Yusup.
Tidak berhenti pada kegiatan pelatihan saja. Pendi Yusup memaparkan, ide bisnis dan usaha yang lahir dari kegiatan pelatihan akan diikuti langkah berikutnya, yaitu tahapan inkubasi bisnis oleh inkubator-inkubator yang menjadi partner Pemerintah. Disebutkan, ada 32 ide bisnis atau usaha yang mencuat dari pelatihan perkoperasian di beberapa kota sejak Agustus lalu.
“Selanjutnya, hasil pelatihan dalam bentuk 32 ide dan usaha akan akan didorong untuk melaju ke tahap inkubasi oleh inkubator-inkubator yang menjadi partner LPDB Kemenkop dan UKM.
Dengan demikian, ide-ide bisnis yang muncul selama pelatihan benar-benar terealisasi serta memberikan dampak positif bagi civitas kampus dan lingkungan di lingkup Koperasi Mahasiswa,” pungkas Pendi Yusup.